Sebuah Refleksi Diri

Monday, October 10, 2005

Little Angel...



Jam 09.00 saya harus sudah berada di lab. telematika karena ada janji dengan teman menemani belanja untuk persiapan “buka” puasa bersama hari senin tanggal 10 Oktober 2005. Kami berlima berangkat bersama menuju ke pasar Kosambi. Saya dengan seorang teman laki – laki satunya lagi sebenarnya hanya mengantarkan para perempuan untuk berbelanja, karena saya kurang begitu paham apa saja barang – barang yang harus dibeli. Ternyata cukup menyenangkan sekaligus membosankan menemani para calon ibu rumah tangga tersebut berbelanja. Melihat mereka memilih dan menawar barang yang akan dibeli. Selesai berbelanja di pasar Kosambi, acara dilanjutkan belanja supermarket yang terletak di jalan Sunda.

Setelah selesai berbelanja kami kembali lagi ke lab. telematika. Di lab. ternyata banyak rekan - rekan 2002 yang sedang belajar untuk UTS Sistem Komunikasi Seluler besok pagi. Dengan tanpa malu – malu mereka meminta saya untuk membantu mereka belajar. Saya pun menyanggupi permintaan mereka sesuai dengan kemampuan saya. Bersamaan dengan berjalannya waktu, ada salah satu dari mereka mengajak saya untuk sholat ashar di masjid Salman, karena memang sudah masuk waktu sholat ashar. Kami pun pergi ke masjid Salman bertiga. Selesai sholat ashar kami pulang masing – masing. Saya tidak langsung kembali ke lab. telematika, namun mampir dahulu ke pameran buku yang kebetulan sedang berlangsung di sekitar masjid Salman.

Ketika saya berada di salah satu stand pameran, sembari melihat – lihat beberapa buku yang dipamerkan, saya melihat sesosok makhluk yang menurut saya mungkin baru saja Allah turunkan ke bumi ini. Sesosok bidadari yang baru turun dari langit. Meskipun saya hanya dapat melihatnya sekilas, karena terhalang oleh sesuatu dan dia langsung pergi, namun dari wajahnya terpancarkan suatu cahaya terang yang dapat menerangi gelapnya malam laksana bulan purnama yang menerangi bumi ini di malam hari. Subhanallah, yang telah menciptakan makhluk indah seperti itu. Saya pikir, akhlaknya tidak akan jauh berbeda dengan kecantikannya atau bahkan lebih cantik daripada wajahnya. Mungkin itu rezeki yang Allah berikan kepada saya saat itu, sehingga dapat melihat makhluk seindah itu. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan yang tercela. Semoga Allah mengizinkan saya suatu saat untuk bertemu dengannya.

Segala sesuatu jika sudah menjadi rezeki kita, tidak akan jatuh kepada orang lain. Seperti kata Imam Hasan Al Bashri, “Aku bisa tenang menjalani hidup ini karena empat hal. Pertama, aku tahu bahwa rezekiku tidak akan jatuh ke tangan orang lain, maka hatiku menjadi tenang. Kedua, aku tahu bahwa tugasku tidak akan dikerjakan orang lain, maka aku sibukkan diriku dengannya. Ketiga, aku tahu bahwa Allah selalu melihatku, maka aku malu jika aku menjatuhkan diriku ke dalam lumpur dosa. Dan keempat, aku tahu bahwa ajal itu pasti datang, maka aku selalu bersiap – siap menantinya.” Dan Allah akan mendatangkan rezeki itu dari jalan yang tidak disangka – sangka oleh kita. Meskipun Allah telah menetapkan rezeki kita, namun kita tetap disyariatkan untuk berusaha, berdoa, dan bertawakal. Tiga hal yang tidak terpisahkan.

Labels:

1 Comments:

Post a Comment

<< Home


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: