Tesis I: A-scan
Hari Selasa tanggal18 November 2008 kemarin saya presentasi terakhir saya dengan dosen pembimbing sebelum seminar tesis I. Setelah selesai presentasi saya diberi tugas oleh dosen pembimbing saya untuk melakukan pengukuran langsung menggunakan VNA di GPR Test Range hasil kerja sama ITB dengan TU Delft di bawah IRCTR. Hasil pengukurannya nanti akan dibandingkan dengan hasil simulasi.
Setelah beberapa hari karena kesibukan dan lain hal, saya baru sempat melakukannya hari jumat kemarin. Saya dibantu oleh mahasiswa S3 yang kebetulan sedang melakukan penelitian tentang antena GPR. Persiapannya ternyata cukup melelahkan karena harus memindahkan VNA dari ruangan atas lab. radar ke GPR Test Range yang letaknya di bawah, di luar lab. radar. Namun yang paling melelahkan adalah ketika harus menggali pasir menggunakan cangkul untuk mengubur benda yang akan dideteksi. Rencananya akan mengubur benda sedalam 0.5 meter, tetapi karena kesulitan untuk menggali pasir hingga sedalam 0.5 meter, akhirnya saya cuma sanggup menggali sedalam 0.25 meter. Pasirnya sulit digali karena jika dicangkul pasir yang ada di sekitarnya akan turun lagi sehingga menutupi tempat yang saya gali. Selain itu debu pasirnya beterbangan kemana-mana sehingga cukup mengganggu pernafasan. Untungnya mahasiswa S3 yang membantu saya itu membawa masker jadi bisa digunakan untuk menutupi hidung dan mulut saya. Jika tidak memakai masker kemungkinan bisa mengganggu pernafasan.
Setelah benda dikubur di dalam pasir, berikutnya adalah memasang antena dan meng-kalibrasi VNA. Kalibrasi sangat penting karena untuk mendapatkan data yang akurat, VNA harus terlebih dahulu dikalibrasi. Jika tidak nanti hasilnya bisa salah. Rentang frekuensi yang digunakan adalah 700 - 1398.5 MHz dengan jumlah sample sebanyak 128 sample. Tujuan dari pengukuran ini adalah hanya untuk mendapatkan A-scan saja karena simulatornya hanya mampu menampilkan A-scan saja. Untuk B-scan dan C-scan bisa dilakukan ketika pengukuran di lapangan. Hasil A-scan dari pengukuran kemarin adalah seperti ini:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pantulan terbesar berasal dari benda dengan kedalaman sekitar 0.25 meter. Hasilnya mendekati dengan benda yang dikubur di dalam pasir. Jika hasil A-scan diperbanyak dengan menggerakkan antena akan menghasilkan B-scan berupa gambar 2D. Jika B-scan diperbanyak dengan menggerakkan antena ke arah yang tegak lurus dengan arah ketika men-scan untuk memperoleh B-scan maka akan diperoleh C-scan berupa gambar 3D. Untuk B-scan dan C-scan insya Allah akan dilakukan untuk penelitian berikutnya.
Setelah beberapa hari karena kesibukan dan lain hal, saya baru sempat melakukannya hari jumat kemarin. Saya dibantu oleh mahasiswa S3 yang kebetulan sedang melakukan penelitian tentang antena GPR. Persiapannya ternyata cukup melelahkan karena harus memindahkan VNA dari ruangan atas lab. radar ke GPR Test Range yang letaknya di bawah, di luar lab. radar. Namun yang paling melelahkan adalah ketika harus menggali pasir menggunakan cangkul untuk mengubur benda yang akan dideteksi. Rencananya akan mengubur benda sedalam 0.5 meter, tetapi karena kesulitan untuk menggali pasir hingga sedalam 0.5 meter, akhirnya saya cuma sanggup menggali sedalam 0.25 meter. Pasirnya sulit digali karena jika dicangkul pasir yang ada di sekitarnya akan turun lagi sehingga menutupi tempat yang saya gali. Selain itu debu pasirnya beterbangan kemana-mana sehingga cukup mengganggu pernafasan. Untungnya mahasiswa S3 yang membantu saya itu membawa masker jadi bisa digunakan untuk menutupi hidung dan mulut saya. Jika tidak memakai masker kemungkinan bisa mengganggu pernafasan.
Setelah benda dikubur di dalam pasir, berikutnya adalah memasang antena dan meng-kalibrasi VNA. Kalibrasi sangat penting karena untuk mendapatkan data yang akurat, VNA harus terlebih dahulu dikalibrasi. Jika tidak nanti hasilnya bisa salah. Rentang frekuensi yang digunakan adalah 700 - 1398.5 MHz dengan jumlah sample sebanyak 128 sample. Tujuan dari pengukuran ini adalah hanya untuk mendapatkan A-scan saja karena simulatornya hanya mampu menampilkan A-scan saja. Untuk B-scan dan C-scan bisa dilakukan ketika pengukuran di lapangan. Hasil A-scan dari pengukuran kemarin adalah seperti ini:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pantulan terbesar berasal dari benda dengan kedalaman sekitar 0.25 meter. Hasilnya mendekati dengan benda yang dikubur di dalam pasir. Jika hasil A-scan diperbanyak dengan menggerakkan antena akan menghasilkan B-scan berupa gambar 2D. Jika B-scan diperbanyak dengan menggerakkan antena ke arah yang tegak lurus dengan arah ketika men-scan untuk memperoleh B-scan maka akan diperoleh C-scan berupa gambar 3D. Untuk B-scan dan C-scan insya Allah akan dilakukan untuk penelitian berikutnya.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home