A New Hope
Beberapa waktu yang lalu saya sempat putus asa dengan kelanjutan tesis saya. Waktu itu gara-garanya synthesizer yang akan digunakan dalam SFCWGPR tidak bisa diprogram. Seharusnya synthesizer-nya bisa diprogram untuk menghasilkan sinyal dengan frekuensi tertentu sesuai dengan yang diperintahkan. Synthesizer ini juga bisa dijalankan dalam mode sweep dengan rentang dari 600 MHz hingga 1700 MHz. Setelah beberapa kali pengetesan, baru hari ini synthesizer-nya bisa diprogram.
Pada pengetesan pertama gagal karena tegangan dari voltage regulator-nya turun menjadi 3.6 volt yang seharusnya 5 volt. Padahal sebelum dikenai beban tegangannya 5 volt, tapi setelah dikenai beban tegangannya turun menjadi sekitar 3.6 volt. Penurunan tegangan ini disebabkan oleh IC voltage regulator yang kurang bagus. Voltage regulator yang bagus tegangannya tidak boleh turun meski sudah diberi beban dengan arus yang sesuai. Dari datasheet synthesizer, arus yang dibutuhkan masih dalam batas kemampuan IC tersebut, sehingga seharusnya tegangannya tidak turun ketika diberi beban. Tegangan 3.6 volt tidak cukup sehingga synthesizer tidak bisa diprogram karena pll-nya tidak mau nge-lock. Solusi dari masalah ini adalah dengan membuat voltage regulator yang baru dengan IC yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Namun karena kebutuhan power supply DC 5 volt cukup mendesak, maka solusi sementaranya adalah dengan menggunakan power supply DC portable.
Dengan menggunakan power supply DC potable, saya melakukan pengetesan yang kedua. Pada awalnya sempat berhasil. Saya sudah gembira waktu itu karena synthesizer-nya sudah bisa diprogram. Namun pada akhir-akhir pengetesan, power supply DC-nya diganti dengan yang lebih jadul punya lab. Radar (power supply DC sebelumnya milik lab. Devais dan Pemrosesan IC). Petaka terjadi ketika menggunakan power supply DC milik lab. Radar. Tiba-tiba saja tegangan dari power supply DC naik melebihi 5 volt. Saya langsung panic, dan power supply-nya saya matikan. Yang kepikiran waktu itu adalah chip synthesizer-nya bakal jebol. Dan dugaan saya benar, setelah kembali dicoba dengan power supply DC yang pertama, synthesizer rusak. Synthesizer-nya tidak bisa diprogram lagi karena tidak bisa nge-lock lagi meskipun tegangannya sudah 5 volt. Hal ini dapat dilihat pada tegangan lock detector. Tegangan lock detector akan high jika pll sudah lock, dan akan low jika tidak lock. Sempat down lagi gara-gara kejadian ini.
Namun untungnya waktu membeli evaluation board waktu itu, dibeli juga 2 chip baru yang bisa untuk menggantikan chip yang rusak. Tapi ternyata kaki-kakinya agak sulit jika disolder secara manual menggunakan solder konvensional. Saya harus mencari tukang solder yang bisa menyoldernya. Akhirnya saya menemukan tukang solder yang bisa menyolder chip tersebut di Bandung Electronic Center (BEC) Bandung. Sempat ragu juga dengan kemampuan mereka. Namun setelah melihat hasil solderannya jadi optimis lagi.
Hari jumat kemarin saya melakukan pengetesan yang ketiga. Ternyata tukang solder-nya bisa diandalkan juga. Synthesizer-nya sudah bisa diprogram lagi. Akan tetapi masalah masih belum mau pergi begitu saja. Ternyata sekarang synthesizer-nya hanya mau diprogram untuk mengeluarkan sinya dengan frekuensi 1200 -1800 MHz. Padahal seharunya adalah 600-1700 MHz. Duuuh… kenapa lagi ini? Akhirnya saya mencoba menghubungi perusahaan synergy yang kebetulan sebagai pembuat synthesizer tersebut. Setelah beberapa kali email saya kirimkan ke mereka, diperoleh sebuah solusi. Saya mulai berdoa semoga solusi tersebut berhasil sehingga saya bisa memprogram synthesizer untuk mengeluarkan sinyal dengan frekuensi 600-1700 MHz.
Hari ini saya mencoba lagi untuk pengetesan yang keempat. Setelah semua peralatan terangkai dengan benar, saya langsung mencoba cara yang diberikan oleh David P. Lashinsky, salah seorang dari synergy corp. Ternyata solusi yang disarankan olehnya belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Synthesizer belum bisa diprogram untuk mengeluarkan sinyal di bawah 1200 MHz. Setelah beberapa kali mengutak-atik software-nya, akhirnya synthesizer-nya bisa mengeluarkan sinyal dengan frekuensi 600-1700 MHz. Sebenernya ada unsure ketidaksengajaan juga ketika saya menemukan caranya. Mungkin memang sudah diberikan jalan oleh-Nya bahwa dengan terus berusaha insya Allah pasti ada jalan keluar. Dan Alhamdulillah jalannya sudah ditemukan.
- Bagaimana cara mem-program synthesizer menggunakan microcontroller. (sambil ngelirik Adam)
- Bagaimana cara menghilangkan frekuensi harmonic dari synthesizer yang selisihnya dengan sinyal utama hanya sekitar 6 dB. (kalau yang ini blm tau solusinya)
Meskipun masih ada beberapa masalah tersebut di atas, namun setidaknya sudah menambah kepercayaan diri saya untuk meneruska tesis ini dan memulai untuk menuli paper. Semangat!!!
Labels: cerita, ilmu dan teknologi
2 Comments:
itu SA udah dikalibrasi belum?
hehehehe....
tetep semangat!!!
By Anonymous, at September 26, 2008 3:15 PM
Berhubung SA-nya udah dari jaman baheula jadi udah nggak bisa dikalibrasi. Referensinya pake SA lain yang bisa dikalibrasi dengan dimasukkan sinyal yang sama. Hehehe... Manfaatkan tools yang ada aja. Nggak mampu beli sendiri euy. Kayaknya yang udah kerja di operator mampu beli SA nih ;;)
By frequenzy, at September 26, 2008 4:35 PM
Post a Comment
<< Home