Pekan Pertama yang Aneh
Aneh di sini lebih mengarah ke sesuatu yang jarang terjadi, bukan benar-benar sesuatu yang aneh :D
Keanehan pertama: Dua mata kuliah yang berbeda, kelasnya digabung jadi satu. Yang satu mata kuliah S2 dan satunya lagi mata kuliah S1. Selama saya kuliah baru kali ini mengalami hal seperti ini. Dengan digabungnya kelas ini jumlah mahasiswanya jadi lebih banyak. Belum lagi untuk menentukan jadwalnya agak susah, karena kelasnya besar yang terdiri dari mahasiswa S1 dan S2. Jadwal yang seharusnya dari departemen harus diubah karena ada mahasiswa S1 yang bentrok dengan mata kuliah lain. Jika kelasnya tidak digabung mungkin tidak perlu mengubah jadwal kuliah karena pesertanya hanya mahasiswa S1 atau S2 saja. Karena yang mengusulkan penggabungan jadwal adalah dosen yang bersangkutan, maka beliau mau tidak mau harus mengakomodir semua kepentingan. Tapinya jadinya malah jadwalnya nggak jelas karena belum fix.
Alasan penggabungan kelas adalah bahwa menurut dosen yang mengajar materi dua mata kuliah tersebut hampir sama hingga tiga pekan terakhir menjelang UAS. Kata beliau yang membedakan keduanya hanya pada aplikasinya saja. Saya sendiri tidak tahu apakah hal seperti ini diperbolehkan -penggabungan kelas dua mata kuliah yang berbeda- oleh departemen. Dengan kejadian ini jelas ada yang diuntungkan dan dirugikan. Yang diuntungkan jelas sang dosen. Sekali ngajar dianggap ngajar dua mata kuliah karena absensinya ada 2 masing-masing untuk mahasiswa S1 dan S2. Sedangkan yang dirugikan adalah mahasiswa. Jika sebelumnya kelasnya kecil karena pesertanya sedikit, sekarang kelasnya menjadi besar. Semakin banyak jumlah peserta kuliah biasanya semakin tidak kondusif suasana belajarnya.
Keanehan kedua: Jumlah mahasiswi di kelas lebih banyak daripada mahasiswa. Untuk jurusan atau program studi yang banyak mahasiswinya seperti biologi atau teknik lingkungan mungkin hal ini sudah biasa. Tapi jika terjadi di prodi teknik elektro (baca: telekomunikasi) sudah pasti ini kejadian langka. Jumlah mahasiswanya saja jauh lebih banyak daripada mahasiswinya. Setidaknya hal ini bisa membawa perubahan suasana belajar.
Keanehan pertama: Dua mata kuliah yang berbeda, kelasnya digabung jadi satu. Yang satu mata kuliah S2 dan satunya lagi mata kuliah S1. Selama saya kuliah baru kali ini mengalami hal seperti ini. Dengan digabungnya kelas ini jumlah mahasiswanya jadi lebih banyak. Belum lagi untuk menentukan jadwalnya agak susah, karena kelasnya besar yang terdiri dari mahasiswa S1 dan S2. Jadwal yang seharusnya dari departemen harus diubah karena ada mahasiswa S1 yang bentrok dengan mata kuliah lain. Jika kelasnya tidak digabung mungkin tidak perlu mengubah jadwal kuliah karena pesertanya hanya mahasiswa S1 atau S2 saja. Karena yang mengusulkan penggabungan jadwal adalah dosen yang bersangkutan, maka beliau mau tidak mau harus mengakomodir semua kepentingan. Tapinya jadinya malah jadwalnya nggak jelas karena belum fix.
Alasan penggabungan kelas adalah bahwa menurut dosen yang mengajar materi dua mata kuliah tersebut hampir sama hingga tiga pekan terakhir menjelang UAS. Kata beliau yang membedakan keduanya hanya pada aplikasinya saja. Saya sendiri tidak tahu apakah hal seperti ini diperbolehkan -penggabungan kelas dua mata kuliah yang berbeda- oleh departemen. Dengan kejadian ini jelas ada yang diuntungkan dan dirugikan. Yang diuntungkan jelas sang dosen. Sekali ngajar dianggap ngajar dua mata kuliah karena absensinya ada 2 masing-masing untuk mahasiswa S1 dan S2. Sedangkan yang dirugikan adalah mahasiswa. Jika sebelumnya kelasnya kecil karena pesertanya sedikit, sekarang kelasnya menjadi besar. Semakin banyak jumlah peserta kuliah biasanya semakin tidak kondusif suasana belajarnya.
Keanehan kedua: Jumlah mahasiswi di kelas lebih banyak daripada mahasiswa. Untuk jurusan atau program studi yang banyak mahasiswinya seperti biologi atau teknik lingkungan mungkin hal ini sudah biasa. Tapi jika terjadi di prodi teknik elektro (baca: telekomunikasi) sudah pasti ini kejadian langka. Jumlah mahasiswanya saja jauh lebih banyak daripada mahasiswinya. Setidaknya hal ini bisa membawa perubahan suasana belajar.
Labels: cerita
2 Comments:
"Tapi jika terjadi di prodi teknik elektro (baca: telekomunikasi) sudah pasti ini kejadian langka"
Wah, Tom, keliatannya bentar lagi telekomunikasi akan dikuasai para mahasiswi ;)
By fuzzydesi, at August 27, 2007 9:16 PM
Ha ha ha... Tommi.. Tommi... sebel campur seneng dong ;p
By eriza, at November 08, 2007 1:45 PM
Post a Comment
<< Home