Sebuah Refleksi Diri

Thursday, March 09, 2006

Slogan Palsu untuk Kebebasan Wanita

Bismillahirrahmanirrahiim

Tanggal 8 Maret kemarin -oleh sebagian orang- diperingati sebagai hari perempuan (wanita) internasional. Kalau di Indonesia kita mengenal hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember. Pada hari itu -8 Maret- di Rusia, perempuan (wanita) yang melanggar lalu lintas ringan tidak dikenai denda tetapi malah diberi bunga. Begitu dihormatinya perempuan (wanita) di sana. Tetapi, benarkah demikian?

Mereka -bangsa Barat- memang menghormati hak – hak perempuan (wanita), namun yang terjadi malah kebablasan. Menurut mereka, Islam telah mengekang hak – hak para wanita. Dalam Islam, justru wanita mendapat tempat yang terhormat. Segala aturan yang ditujukan oleh Allah swt. kepada wanita sebenarnya untuk menjaga kehormatan wanita itu sendiri. Karena kehormatan bagi seorang wanita adalah segalanya. Bahkan di dalam Al Qur’an ada salah satu surat yang bernama An-Nisa’ yang artinya wanita. Betapa mulianya wanita dalam Islam!

Karena merasa hak – haknya telah dirampas, mereka menuntut kebebasan wanita. Pembebasan dari apakah? Pembebasan dari rumahnya, pembebasan dari pakaian syar'i, pembebasan dari akhlaknya dan pembebasan dari akidah dan agamanya.

1. Pembebasan dari rumah: berarti agar keluar untuk bekerja, atau untuk ke perkumpulan dansa, atau untuk pentas bernyanyi atau untuk menjalin hubungan agar dia bisa mencintai.

2. Pembebasan dari pakaian syar'i: berarti membuka apa yang diperintahkan oleh Allah untuk ditutup, dan membongkar apa yang dianjurkan oleh Islam untuk dijaga. Agar tampil di tengah-tengah masyarakat dengan ber-tabarruj (berhias), atau bahkan semi telanjang. Padahal kemunculannya dengan penampilan seperti itu mengandung fitnah bagi manusia, menggoda para pemuda, dan merusak masyarakat.

3. Pembebasan dari akhlaknya: berarti dia harus memusuhi seluruh prinsip-prinsip akhlak yang dibawa oleh syariat Islam. Maka tidak ada lagi rasa malu, tidak beradab kepada yang lebih tua, tidak mengindahkan nasihat wali, serta tidak terkait dengan kebiasaan yang baik dan agama.

4. Pembebasan dari akidah dan agamanya: berarti dia harus memberontak prinsip-prinsip Islam, padahal ia mengajak para wanita untuk berpegang kepadanya dan melaksanakan konsekuensinya. Seperti memberontak prinsip hijab, memberontak prinsip poligami, memberontak tatanan warisan, memberontak prinsip qawamah (kepemimpinan) yang oleh Islam diberikan kepada laki-laki. Dan masih banyak lagi pemberontakan-pemberontakan emosional, yang hanya dengan satu pemberontakan saja, maka ia telah keluar dari lingkaran akidah rabbaniyah dan berlepas dari agama Islam.
lebih-lebih jika semua itu terkumpul, sebagian mengambil leher sebagian yang lain, maka kemurtadan dan terlepasnya dia dari agama adalah lebih kuat dan jelas. [Asy-Syababul Muslim fi Muwajahatit Tahadiyat, DR, Abdullah Nasih Ulwan, hlm. 94-95].

Wahai wanita Islam, kata pembebasan yang mereka teriakkan hanyalah pinjaman. Itu adalah kalimat dosa, salah dan dusta. Kalimat yang benar, tetapi dikatakan demi kebatilan.

Demi Allah, mereka berbohong! Tidak ada yang membawa kebebasan, kecuali Muhammad saw. Istilah kebebasan dalam benak mereka adalah istilah dusta, salah dan dosa. Istilah kebebasan yang benar adalah kebebasan wanita yang tercermin pada ketertutupannya, kehormatannya, hijab-nya, taklim (pendidikan)nya, nilainya dan sifat-sifatnya yang mulia, dan ini semua terdapat di dalam Al-Qur'an dan Sunnah.

Firman Allah swt:

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang Jahiliyah terdahulu." (QS. Al-Ahzab: 33).

Oleh karena itu, wanita muslimah harus menghadapi serangan yang ditujukan kepadanya dengan berbagai sarana. Berikut ini saya ringkaskan dalam tiga poin:

1. Melindungi diri dengan takwa kepada Allah dan selalu merasakan pengawasan-Nya.

2. Melindungi diri dengan ilmu agama, dan mengambilnya dari sumbernya yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw. Sehingga ilmu hariannya bertambah, dia bisa mengetahui rahasia risalah Muhammad saw. yang kekal.

3. Memperbanyak amalan-amalan sunnah, dan hendaknya dia mempunyai wirid-wirid dzikir dan keterkaitan dengan Allah supaya hatinya penuh dengan keimanan. Ia juga harus menjaga anggota badannya bersama Allah swt. seperti menundukkan pandangan, tidak ber-khalwat (berduaan) dengan laki-laki asing, tidak keluar tanpa mahram, tidak ber-tabarruj (berhias) serta menjauhi syubhat-syubhat dan tempat-tempat yang menjauhi syubhat-syubhat dan tempat-tempat yang menimbulkan prasangka buruk.
[Dari wawancara dengan Syaikh Aidh Al-Qarni dalam majalah Ad-Dakwah].

Wallahu A'lam.

Dari berbagai sumber.

2 Comments:

  • sesuatu yg mahal,mulia,indah dan spesial pasti mendapatkan perlakuan istimewa dan harus terjaga, seperti emas yg indah kalo ga dikasih spesial treatment pasti bakal rusak dan hilang keindahannya.

    By Blogger masadi, at March 09, 2006 9:36 AM  

  • memang kadang wanita banyak yg salah mengartikan "emansipasi" ya Tom...

    By Blogger .n.a.n.a., at March 09, 2006 12:10 PM  

Post a Comment

<< Home


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: