Sebuah Refleksi Diri

Tuesday, February 14, 2006

Kapitalisme Merah Muda


Hari Jum’at kemarin (10/2/2006-red), sepulang dari kantor aku langsung meluncur menuju salah satu mall di kota Bandung yang terletak di jalan Merdeka. Pesan di YM (yahoo messenger) tertulis: “ketemu di *** jam 19.00”. Selesai sholat maghrib aku langsung berangkat menuju lokasi. Di tengah – tengah hujan rintik – rintik aku terus melaju di jalan agar tidak terlambat tiba di lokasi yang sudah ditentukan.


Tiba di tempat yang sudah ditentukan ternyata teman – teman belum datang. Daripada bengong sendiri di sana, aku memutuskan untuk mencari makan karena ketika pulang dari kantor aku belum makan. Setelah makan, aku coba jalan – jalan sebentar menuju sebuah toko buku. Suasana di sana ternyata didominasi oleh warna pink dan aksesoris – aksesoris berbentuk hati. Aku baru sadar bahwa sekarang adalah bulan Februari!

Sebenarnya, ada apa sih dengan bulan Februari? Kata anak – anak ABG --mungkin orang – orang dewasa juga-- bilang kalau tanggal 14 Februari adalah hari valentine, atau hari kasih sayang. Aku sendiri tidak tahu pasti tentang sejarah hari tersebut. Namun saat ini hari tersebut dijadikan oleh sebagian orang sebagai ajang untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang yang dicintainya. Biasanya dengan memberikan barang/benda kepada seseorang sebagai wujud kasih sayang.

Menurut pendapat aku pribadi, peringatan hari – hari semacam itu hanya “pembodohan” saja. Salah satu bentuk “pembodohan” baru yang dibungkus dengan kemasan “kasih sayang.” Pembodohan bentuk baru --mungkin juga sebenarnya sudah sejak lama-- yang bernama kapitalisme. Bisa juga disebut penjajahan bentuk baru. Dahulu bangsa kita juga pernah dijajah dalam arti sebenarnya. Dan sekarang bangsa kita juga sebenarnya sedang dijajah, namun dalam bentuk yang berbeda.

Beberapa produsen atau pedagang memanfaatkan momen tersebut untuk meningkatkan omset penjualan barang – barangnya. Semua produknya dimodifikasi sedemikian rupa sehingga “berbau” valentine, dari kemasan yang berbentuk hati, dominasi warna pink maupun tulisan – tulisan yang romantis. Tidak hanya produk barang saja, produk jasa pun ternyata ikut – ikutan memanfaatkan momen tersebut untuk mencari keuntungan. Bagi produsen maupun penyedia jasa, yang penting adalah mereka dapat meraih keuntungan sebesar – besarnya, karena memang itu tujuan utama mereka.

Namun aku hanya bisa memberi saran kepada teman – teman agar jangan sampai menjadi korban kapitalisme, dengan ikut – ikutan latah meniru budaya yang tidak tahu entah darimana asalnya. Dan apa manfaatnya buat kita? Justru kita yang telah dimanfaatkan oleh orang lain! Dan ternyata mereka telah berhasil memanfaatkan kita...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: