Sebuah Refleksi Diri

Wednesday, June 07, 2006

X-MEN: The Last Stand (Perbedaan Seharusnya Tetap Ada)

Bagi Anda penggemar film science fiction, mungkin luangkan waktu Anda untuk menonton film ini. Film ketiga dari X-MEN ini menurut saya paling bagus diantara dua film X-MEN sebelumnya. Setidaknya dari sisi special effect memang lebih bagus.

Dalam film X-MEN yang ketiga ini setidaknya ada 2 plot besar yang mendukung cerita film ini. Pertama bangkitnya kembali Jean Grey, yang pada film sebelumnya diceritakan sudah mati di danau alkali. Kedua ditemukannya obat “penyembuh” mutan oleh sekelompok ilmuwan di pulau Alcatraz.

Kebangkitan Jean Grey menjadi Phoenix justru menimbulkan masalah baru bagi komunitas mutan itu sendiri dan juga manusia lainnya. Kekuatan Phoenix memang sungguh luar biasa, bahkan professor X pun mati ditangannya. Dapat dibayangkan professor X yang memiliki sekolah mutan dan dapat mengendalikan mutan lainnya kecuali mungkin magneto, mati ditangan Phoenix. Yang lebih membahayakannya lagi bahwa Jean Grey tidak mampu mengendalikan kekuatan jahatnya tersebut. Scott (cyclops) -kekasih Jean- juga mati oleh kekuatan Phoenix.

Setelah ditemukannya obat “penyembuh” mutan, para mutan diberi kebebasan apakah mereka masih ingin tetap menjadi mutan atau menjadi manusia biasa kembali. Seperti biasa pasti muncul pro dan kontra dengan ditemukannya obat “penyembuh” mutan tersebut. Kelompok mutan yang dengan tegas menentang pemakaian obat tersebut adalah kelompoknya magneto. Dan salah satu anggota X-MEN yang mendukung adalah Rouge. Kekuatan Rouge yang dapat menyerap kekuatan orang (mutan) yang dia sentuh, membuat dia tidak dapat menyentuh siapapun bahkan kekasihnya sendiri Bobby (Iceman).

Untuk mendukung rencananya menghalangi proyek obat “penyembuh” oleh pemerintah, magneto bersama anak buahnya memanfaatkan kekuatan Phoenix untuk menyerang lokasi pembuatan obat tersebut di pulau Alcatraz. Pertempuran pun dimulai antara mutan pimpinan magneto dengan pasukan pemerintah yang dibantu juga pasukan X-MEN. Dengan didukung oleh special effect yang canggih, pertempuran ini menjadi sangat seru. Mungkin kejadian yang sangat keren adalah ketika magneto memindahkan arah golden gate menuju ke pulau Alcatraz untuk menyeberangkan pasukannya.

Dengan kekuatannya yang sangat luar biasa, Phoenix hamper menghancurkan pulau Alcatraz, mutan, dan manusia yang ada di sana. Namun justru Phoenix (Jean) mati di tangan Logan (Wolverine) yang sebenarnya juga “menaruh” hati pada Jean. Bahkan Logan sempat mengungkapkan perasaannya kepada Jean meskipun Jean belum memberikan jawaban yang tegas. Mungkin sangat berat bagi Logan untuk melakukan hal itu kepada Jean. Namun ketika Logan ditanya oleh Jean, “Apakah kamu mau melakukan ini demi manusia?” Wolverine menjawab, “Aku melakukan ini demi kamu.” Kenapa Wolverine sanggup membunuh Jean? Mungkin Anda harus menyaksikannya sendiri.

Terlepas dari itu semua, ada sedikit yang membuat saya penasaran. Yaitu bagaimana Jean bias bangkit kembali setelah dia mati di danau alkali. Sang penulis scenario pun tidak mampu menjelaskannya dan hanya memberikan jawaban “Aku tidak tahu.” Jawaban yang sangat sederhana namun tidak memuaskan. Meskipun demikian film ini sangat layak untuk ditonton.

1 Comments:

  • X-Men Menyebalkan!!!!

    Eh, maaf.. :p maksudnya, film nya asyik banget (meskipun rada gimana gitu dengan kekuatan phoenix yang kayanya kog tiada bandingannya itu ya?!!)

    tapi menyebalkan, karena gw keluar sebelum scene terakhirnya abis.. akhirnya cuma bisa denger dari temen klo ternyata Prof X .. .. .. *sensor*

    AAArrrgghh!!

    By Anonymous Anonymous, at June 08, 2006 6:34 PM  

Post a Comment

<< Home


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: