Sebuah Refleksi Diri

Friday, April 28, 2006

Information and Communication Technology

Tren teknologi informasi dan komunikasi (ICT) pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu layanan voice dan data. Untuk layanan voice yang saat ini sebagian besar menggunakan PSTN dan telepon seluler (GSM maupun CDMA), tren ke depannya adalah menuju ke teknologi VoIP. Saat ini teknologi VoIP masih diterapkan pada PSTN, meskipun tidak menutup kemungkinan diterapkan juga pada telepon seluler. Saat ini beberapa vendor telekomunikasi sedang melakukan riset tersebut. Untuk layanan data saat ini sebagian besar masih menggunakan jaringan telepon tetap maupun wireless dengan GPRS dan fixed wireless dengan Wi Fi. Tren ke depannya adalah teknologi fixed wireless broadband biasanya disebut dengan WiMAX dimana jangkauan dan kapasitasnya lebih besar daripada Wi Fi. Sedangkan untuk layanan data melalui telepon seluler (mobile), tren kedepannya adalah layanan 3G bahkan bisa dikembangkan lagi menjadi 4G.

Jika mengacu pada tren ICT seperti di atas, maka teknologi ICT yang dapat diterapkan pada negara berkembang adalah –kalau dapat saya katakan- semua tren ICT di atas dapat diterapkan di negara berkembang. Karena pada dasarnya semua teknologi dapat diterapkan dimana saja apalagi teknologi ICT. Hanya saja penerapannya tergantung pada kebijakan pemerintah negara yang bersangkutan dan masyarakatnya. Jika pemerintah tidak (belum) mengizinkan adanya teknologi tersebut, maka teknologi tersebut tidak diterapkan dengan baik. Seperti penggunaan VoIP di Indonesia yang belum mendapat kepastian hukum sehingga penggunaannya masih sedikit bahkan cenderung sembunyi – sembunyi. Hal ini dapat terjadi karena belum adanya regulasi tentang penggunaan teknologi VoIP di Indonesia. Selain VoIP, penerapan teknologi yang belum dapat diwujudkan dengan baik adalah layanan 3G. Sebenarnya baik vendor, operator, dan regulator telah siap untuk meluncurkan teknologi tersebut. Namun melihat kondisi masyarakat bangsa Indonesia seperti sekarang ini –bukannya pesimis- sepertinya tidak (belum) akan berhasil untuk beberapa waktu ke depan. Hal ini dapat dilihat dari contoh kasus MMS. Ketika SMS lintas operator dibuka, jumlah trafik SMS langsung tinggi dan menjadi salah satu pundi – pundi uang bagi operator. Namun hal ini tidak terjadi pada MMS, meskipun MMS lintas operator sudah dibuka. MMS tidak se-booming SMS. Jadi untuk menerapkan sebuah teknologi baru di sebuah negara berkembang harus diperhatikan juga kondisi masyarakatnya.

Manfaat ICT di Indonesia saat ini baru dapat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di kotakota besar saja. Bahkan untuk masuk ke dunia maya (internet) mereka harus pergi ke warnet –jika tidak mempunyai akses dari rumah- yang waktu aksesnya cukup lama karena bandwidth dibagi – bagi dan harganya lumayan mahal. Untuk beberapa perguruan tinggi negeri seperti ITB misalnya untuk melakukan akses ke internet cukup mudah dengan adanya layanan dari AI3. Namun untuk perguruan tinggi lain belum tentu bernasib sama seperti ITB. Padahal jaringan internet dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan berbagai informasi yang bisa menunjang program belajar mengajar di kampus. Jika di kotakota besar internet sudah dapat diakses dengan mudah, namun hal ini tidak berlaku bagi kota kecil apalagi pedesaan di Indonesia. Ketimpangan ini mungkin yang menyebabkan kotakota kecil maupun pedesaan belum mampu mengikuti kemajuan perkotaan. Padahal teknologi informasi berperan dalam meningkatkan kemajuan masyarakat. Saya belum menemukan sumber yang dapat dipercaya mengenai persentase pengguna layanan internet antara penduduk di kota besar dan penduduk di kota kecil dan pedesaan.

Berbeda dengan layanan internet yang sebagian besar hanya baru bisa dinikmati oleh masyarakat di kotakota besar, layanan telepon khususnya telepon selular saat ini sudah menembus hingga ke pelosok – pelosok desa di Indonesia. Kalau dulu jika kita pergi keluar kota sering tidak mendapatkan sinyal, saat ini sampai ke desa – desa pun sinyalnya masih cukup kuat. Hal ini mungkin disebabkan karena pertumbuhan pelanggan telepon seluler yang sangat cepat sehingga mendorong para operator berani untuk membangun BTSBTS hingga ke desa – desa. Semoga setelah adanya teknologi WiMAX layanan internet bisa masuk desa juga.

Mengingat wilayah Indonesia yang luas, berpenduduk banyak dan sebagian besar masih tinggal di daerah pedesaan, penerapan dan pemerataan penggunaan ICT di Indonesia mutlak diperlukan. Salah satu faktor yang mendorong penggunaan ICT di Indonesia adalah bahwa ICT dapat menjadi katalisator pertumbuhan sosial ekonomi. Apalagi saat ini kondisi perekonomian di Indonesia belum dapat dikatakan baik. Semoga dengan pemanfaatan ICT di Indonesia dapat mempercepat pemulihan perekonomian negara kita.

Jika melihat tren ICT di dunia dan negara berkembang, ICT di Indonesia tidak akan jauh – jauh dari tren ICT di Eropa dan Asia. Penguasaan teknologi yang masih kurang oleh bangsa Indonesia, menyebabkan Indonesia hanya menjadi pasar bagi berbagai produk baru dari negara – negara maju. Indonesia hanya mengikuti tren yang terjadi di negara – negara produsen. Oleh karena itu saya berpendapat bahwa untuk kedepannya ICT di Indonesia akan seperti yang lainnya yaitu VoIP, layanan 3G untuk mobile –ini bisa berkembang menjadi 4G- dan WiMAX untuk fixed wireless broadband.


-dari berbagai sumber-

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: