Sebuah Refleksi Diri

Thursday, May 04, 2006

Ini bukan Pelecehan

Tulisan ini terinspirasi dari postingan dan beberapa komentar blog seseorang. Judul postingannya adalah “Pelecehan Seks Model Baru?” Isinya tentang pengalaman temannya di dalam sebuah bis kota. Cerita singkatnya mungkin seperti ini: sepulang dari kantor, di dalam bis kota terjadi kegaduhan yang disebabkan oleh dua orang bapak - bapak yang sedang marah - marah dan ngamuk terhadap tiga orang wanita yang duduk bersama di belakang. Ketiga wanita ini masih muda, sekitar 25 tahun, duduk bertiga dengan dandanan mahasiswi, berkaus lengan pendek dengan celana jeans.

Bapak – bapak tadi mungkin bermaksud baik untuk menasihati kepada ketiga wanita tersebut yang -menurut pandangan kedua bapak – bapak tersebut- berpakaian kurang sopan dan dapat mengundang syahwat. Bukankah kita disuruh untuk saling menasihati dan tolong – menolong dalam kebaikan? Tetapi mungkin cara penyampaiannya saja yang kurang tepat.

Dalam tulisan ini saya tidak akan men-justifikasi siapa yang salah dalam peristiwa di atas. Apakah ketiga wanita yang berpakaian kurang sopan, atau kedua bapak – bapak yang marah – marah. Namun saya hanya akan menaggapi tentang pernyataan beberapa orang -kebanyakan wanita yang mengatakannya- seperti “Jangan salahkan wanita yang berpakaian seperti ini (kurang sopan atau terlalu ketat, tentunya menurut orang baik - baik), salahkan laki – laki yang berpikiran ngeres dan tidak bisa menahan syahwatnya.”

Pernyataan itu sering saya dengar apalagi saat ini sedang terjadi pro dan kontra mengenai RUU Anti-Pornografi dan Pornoaksi (APP). Saya menilai orang yang mengatakan hal tersebut adalah orang “bodoh” yang tidak tahu fitrah (naluri) manusia pada umumnya. Sepertinya wanita bebas berpakaian seperti apa saja. Memang kita bebas berpakain seperti yang kita suka asalkan tidak merugikan orang lain. Bukankah itu prinsip kebebasan? Tentu ada hikmah kenapa Allah mensyariatkan bagi wanita (muslimah) agar menutup auratnya, kalau di sini mungkin dikenal dengan menggunakan jilbab. Allah yang menciptakan manusia, jadi Allah lebih tahu mengenai fitrah manusia itu sendiri.

Bahkan hal ini bisa dibuktikan secara ilmiah bahwa pada umumnya laki – laki memiliki nafsu syahwat yang mudah muncul namun mudah pula hilang -sesuai hukum alam; easy come, easy go- berbeda dengan wanita, apalagi jika dipicu oleh faktor luar yang salah satunya cara berpakaian dan tingkah laku wanita yang mengundang syahwat. Jadi hati – hati jika mengatakan pernyataan seperti di atas, yang hanya menyalahkan laki – laki karena pikirannya ngeres. Sepertinya Anda -yang mengucapkan pernyataan seperti di atas- harus lebih banyak membaca buku lagi tentang manusia (khususnya tentang naluri manusia) baik yang berbau agama maupun yang ilmiah. Jika Anda sudah membacanya dan memahaminya, Anda akan berpikir dua kali sebelum mengatakan pernyataan seperti di atas.

Apakah Anda rela jika suami Anda berpaling kepada wanita lain karena terbujuk oleh godaan dan rayuan wanita lain? Suami Anda tergoda oleh bentuk fisik wanita lain? Karena wanita tersebut selalu memakai pakaian yang menampakkan lekuk – lekuk tubuhnya. Atau apakah Anda rela jika putri Anda berpakaian kurang sopan sehingga tubuhnya menjadi pemandangan bagi semua orang dan kadang – kadang digoda oleh laki – laki “nakal” di jalan? Jika Anda adalah wanita normal tentu Anda tidak akan rela semua itu terjadi.

Memang bukan manusia bijaksana jika tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya. Karena jika tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya, apa bedanya manusia dengan binatang? Meskipun binatang juga memiliki naluri ke-binatang-annya sendiri. Tapi marilah kita jangan saling menyalahkan. Karena jika kita berdebat mengenai kebenaran versi manusia tidak akan ada habisnya. Setiap orang memiliki pembenaran masing – masing. Kita sama – sama berusaha untuk mencegah agar kejadian seperti di atas tidak terjadi. Laki – laki harus dapat mengendalikan hawa nafsunya dan wanita harus dapat mengendalikan cara mereka berpakaian dan bertingkah laku. Semoga Allah mengampuni kita semua. Wallahu A’lam.

3 Comments:

Post a Comment

<< Home


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: