Hari Rabu yang Melelahkan
Benar-benar capek sekali kemarin. Jam 7 malam diajak main futsal di lapangan pasir sabuga sampai jam 9 malam. Sudah lama tidak main futsal ditambah jumlah pemain yang sedikit -cuma 10 orang- itu pun tidak semuanya main. Mungkin jika jumlah pemainnya dua kalinya tidak akan terlalu capek, karena tidak harus mengejar bola kesana kemari :D Apalagi air minum yang tersedia hanya 1 botol ukuran 1,5 liter, untuk diminum 10 orang. Meski sudah minum rasa hausnya belum hilang. Akhirnya kami memutuskan untuk makan malam di sekitar pasar Balubur karena sebelum main futsal kami belum makan dan hanya makan beberapa gorengan tempe, tahu, dkk.
Selesai makan malam, saya memutuskan untuk segera pulang. Sepeda motor saya parkir di belakang kampus. Ketika mulai saya jalankan sepeda motor, ternyata ada yang aneh pada sepeda motor saya. Ternyata ban belakang sepeda motor saya bocor. Saya sempat khawatir juga, apakah jam segini masih ada tukang tambal ban yang masih buka. Jam waktu itu menunjukkan sekitar pukul sepuluh malam. Saya tanya pak satpam dimana tukang tambal ban terdekat. Saya diberitahu bahwa tukang tambal ban terdekat berada di dekat perempatan lampu merah antara Jl. Ganesha dan Jl. Ir. H. Juanda. Dalam hati saya berharap semoga tukang tambal bannya masih buka. Sepeda motor saya dorong dari dalam kampus hingga tukang tambal ban yang dimaksud. Capek juga ternyata mendorong sepeda motor dalam kondisi ban belakang bocor. Keringat pun keluar dari kulit saya.
Beruntung tukang tambal bannya masih buka. Tadinya saya berpikir hanya bocor biasa saja. Tetapi setelah ban belakang dibuka ternyata ban dalamnya sudah rusak dan harus diganti dengan yang baru. Waduh, berarti saya harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli ban dalam baru. Tapi tidak apa-apa, daripada saya tidak bisa pulang akhirnya saya ganti ban belakang sepeda motor saya dengan yang baru. Hitung-hitung bagi-bagi rezeki sama tukang tambal ban.
Sampai di rumah saya mandi air hangat. Berhubung belum ada yang memasakkan air panas, terpaksa deh manasin air sendiri :D *ngarep* Selesai mandi badan terasa segar kembali. Setelah selesai mandi dan sholat isya, saya istirahat berharap keesokan harinya fit kembali sehingga bisa beraktivitas seperti biasanya lagi. Tapi pegel-pegelnya ternyata masih terasa hingga hari ini. Hiks...
Selesai makan malam, saya memutuskan untuk segera pulang. Sepeda motor saya parkir di belakang kampus. Ketika mulai saya jalankan sepeda motor, ternyata ada yang aneh pada sepeda motor saya. Ternyata ban belakang sepeda motor saya bocor. Saya sempat khawatir juga, apakah jam segini masih ada tukang tambal ban yang masih buka. Jam waktu itu menunjukkan sekitar pukul sepuluh malam. Saya tanya pak satpam dimana tukang tambal ban terdekat. Saya diberitahu bahwa tukang tambal ban terdekat berada di dekat perempatan lampu merah antara Jl. Ganesha dan Jl. Ir. H. Juanda. Dalam hati saya berharap semoga tukang tambal bannya masih buka. Sepeda motor saya dorong dari dalam kampus hingga tukang tambal ban yang dimaksud. Capek juga ternyata mendorong sepeda motor dalam kondisi ban belakang bocor. Keringat pun keluar dari kulit saya.
Beruntung tukang tambal bannya masih buka. Tadinya saya berpikir hanya bocor biasa saja. Tetapi setelah ban belakang dibuka ternyata ban dalamnya sudah rusak dan harus diganti dengan yang baru. Waduh, berarti saya harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli ban dalam baru. Tapi tidak apa-apa, daripada saya tidak bisa pulang akhirnya saya ganti ban belakang sepeda motor saya dengan yang baru. Hitung-hitung bagi-bagi rezeki sama tukang tambal ban.
Sampai di rumah saya mandi air hangat. Berhubung belum ada yang memasakkan air panas, terpaksa deh manasin air sendiri :D *ngarep* Selesai mandi badan terasa segar kembali. Setelah selesai mandi dan sholat isya, saya istirahat berharap keesokan harinya fit kembali sehingga bisa beraktivitas seperti biasanya lagi. Tapi pegel-pegelnya ternyata masih terasa hingga hari ini. Hiks...
Labels: cerita
0 Comments:
Post a Comment
<< Home