Sebuah Refleksi Diri

Tuesday, April 10, 2007

Parameter Keberhasilan

Beberapa jam sebelum saya pindahan, saya dan teman saya menyempatkan diri untuk bersilaturrahim ke salah seorang tetangga di komplek Salendro Timur. Sebenarnya kami sudah diundang untuk berkunjung ke rumahnya beberapa hari sebelumnya. Karena kesibukan masing-masing kami tidak sempat untuk bersilaturrahim ke rumahnya. Baru ketika kami akan pindahan, mau tidak mau kami usahakan untuk dapat berkunjung ke rumahnya meskipun pekerjaan beres-beres barang belum selesai.

Sebenarnya tujuan kami ke sana adalah disamping untuk bersilaturrahim kami juga sekalian ingin berpamitan dengan beliau. Secara kami sering bertemu dengan beliau setiap selesai sholat berjamaah di masjid terdekat.

Dari obrolan singkat kami di sana, muncul kesimpulan dari kami berdua bahwa salah satu parameter keberhasilan seseorang adalah materi. Berapa gajinya sebulan. Berapa harga rumahnya. Berapa biaya yang dihabiskan untuk membeli perabot rumah. Berapa tagihan telepon sebulan. Berapa biaya hidup sebulan. Dan masih banyak lagi yang semuanya didasarkan pada jumlah materi. Mungkin tidak semua orang beranggapan demikian. Namun pendapat itu merupakan salah satu cermin masyarakat kita saat ini. Wajar jika saat ini banyak masyarakat kita yang berlomba-lomba memperbanyak materi demi mendapatkan status sosial. Bahkan tidak sedikit pula menggunakan cara yang tidak halal untuk memperolehnya.

Bagi saya materi itu memang penting tapi bukan segala-galanya. Dengan materi kita bisa makan. Dengan materi kita bisa membeli pakaian, rumah, kendaraan, sekolah, dan lain sebagainya. Tidak ada salahnya memang memiliki banyak materi. Yang tidak benar menurut saya adalah memandang bahwa materi merupakan satu-satunya parameter keberhasilan seseorang. Jika materinya kurang atau hidupnya pas-pasan dianggap tidak berhasil dan tidak memiliki prestasi. Padahal banyak ilmuwan yang hidupnya pas-pasan namun mereka dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat sekitar.

Seandainya saya memiliki istri salehah seperti kamu saja saya akan sangat bersyukur. Kebahagiaan kadang tidak dapat dibeli dengan materi. Saya yakin dapat membahagiakan kamu kelak jika Allah berkehendak. Saya berusaha selalu ada di saat kamu membutuhkan. Kehadiranmu tidak akan tergantikan oleh siapa pun. Tidak akan saya biarkan siapa pun mengganggumu. Mungkin hanya waktu yang mampu menjawabnya.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: