Sebuah Refleksi Diri

Monday, May 14, 2007

Tamasya ke Ciwidey

Rekreasi sambil menikmati keindahan alam merupakan salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan. Ketika teman saya mengajak untuk rekresi ke Ciwidey saya pun langsung meng-iya-kan ajakan teman saya itu karena sejak dulu saya ingin sekali rekreasi ke daerah sekitar Ciwidey. Rencananya sangat mendadak sekali, satu hari sebelum keberangkatan. Meskipun rencananya sangat mendadak, namun terlaksana juga karena masing-masing mempunyai keinginan yang sama.

Kami – saya, Dhata, Adam, Rina, Astri, Fay, dan Iya – berangkat bersama dengan dua mobil dari kampus sekitar pukul 10 pagi. Jarak dari kampus ke lokasi wisata sebenarnya tidak terlalu jauh. Namun karena jalan akses menuju kesana agak macet, kami sampai di sana sekitar jam 12 siang. Lokasi yang pertama kami kunjungi adalah Kawah Putih. Dalam perjalanan menuju ke Kawah Putih banyak dijumpai penjual buah strawberry dan kami berhenti dahulu di salah satu tempat yang menjual buah strawberry. Di sana kami memetik sendiri buah strawberry yang akan kami beli. Asik juga bisa memetik sendiri buah strawberry dan bisa langsung mencicipinya di sana. Rasanya cukup manis. Kami membeli dua kotak – masing-masing kotak beratnya 6 ons – untuk masing-masing mobil satu kotak.

Meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, kabut di Kawah Putih masih cukup tebal. Beruntung saya membawa jaket yang cukup tebal karena suhu udara di sana lumayan dingin. Begitu tiba di lokasi parkir Kawah Putih kami langsung membeli jagung bakar. Karena suhu udara yang dingin saya pun membeli bajigur sebagai penghangat tubuh. Sedap sekali makan jagung bakar sambil minum bajigur di tengah suhu udara yang dingin.

Setelah selesai makan jagung bakar dan sholat dhuhur, kami turun menuju ke lokasi kawah putih – meskipun warnanya tidak benar-benar putih tetapi agak kehijauan – dengan berjalan kaki. Kawahnya mirip dengan yang ada di Tangkuban Perahu. Namun di sini kita bisa melihatnya dari dekat. Kawahnya cukup indah sehingga banyak orang yang mengabadikan gambarnya di sana. Kami pun tidak lupa mengabadikan gambar kami bersama di sana.

Puas melihat pemandangan dan berfoto bersama, kami kembali ke tempat parker untuk mencari makan siang. Selesai makan siang kami melanjutkan perjalanan menuju ke Situ Patengan. Saya penasaran sekali dengan tempat ini. Saya pernah melihatnya di acara salah satu televise swasta yang menayangkan tentang lokasi-lokasi wisata yang ada di Indonesia. Saya ingin melihat danau yang berada di daerah pegunungan.

Jarak dari Kawah Putih ke Situ Patengan sebenarnya tidak terlalu jauh. Dengan perjalanan menggunakan mobil bekecepatan sedang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit. Kami tiba di Situ Patengan sekitar jam setengah empat sore. Danaunya sangat indah, mirip dengan danau yang ada di Bedugul, Bali. Ketika tiba di sana kami “disambut” dengan hujan rintik-rintik, membuat suhu udara semakin dingin. Seperti bisaa, kami pun langsung mengabadikan gambar kami dengan background danau yang indah.

Tanpa menunggu waktu lama, kami beranjak menuju ke tepi danau yang di sana telah berjajar beberapa perahu yang disewakan untuk para pengunjung. Setelah tawar-menawar dengan tukang perahu dan sepakat dengan harganya, kami menyewa salah satu perahu yang dapat kami gunakan untuk menyeberangi danau hingga ke “pulau” yang ada di tengah danau. Di sana sendiri terdapat sebuah legenda yang menceritakan asal-muasal terbentuknya danau, “pulau” di tengah danau dan sebuah batu yang disebut dengan “batu cinta”. Saya tidak tahu apakah benar legenda tersebut atau hanya sekedar cerita belaka. Namun tidak bisa dipungkiri tempatnya memang sangat indah dan sejuk.

Selesai naik perahu, kami mencari mushola untuk sholat ashar. Mushola di sini relative lebih bersih daripada di Kawah Putih. Kami di Situ Patengan hanya sekitar satu jam, karena selesai sholat ashar ketika waktu menunjukkan pukul setengah lima sore kami memutuskan untuk kembali ke Bandung, agar ketika sampai di Bandung tidak terlalu malam mengingat waktu perjalanan ke Bandung cukup lama. Sebenarnya saya masih ingin menikmati keindahan alam Situ Patengan lebiha lama lagi. Tetapi karena ketika kami tiba di sana sudah sore hari, kami pun tidak bisa berlama-lama di sana. Mungkin untuk kunjungan yang kedua kalinya – semoga masih diberi kesempatan untuk ke sana lagi – harus direncanakan supaya waktu tiba di Situ Patengan siang hari sehingga bisa lebih lama di sana.

Weekend kemarin merupakan weekend yang menyenangkan. Meskipun waktu pergi bertamasya saya masih terkena flu, sakitnya tidak terasa karena terkalahkan oleh kesenangan menikmati keindahan alam. Terima kasih buat teman-teman yang sudah meluangkan waktunya untuk bertamasya bersama. Suatu saat nanti kita pergi bertamasya bersama lagi.

Labels:

2 Comments:

  • next time aku pgn maen paintball di Cikole atau di deket Gua Pakar, sambil jalan kaki ke sana. olahraga bo.. dr Gua Pakar kan tembus ke air terjun Maribaya tuh.. Wiiih..

    By Blogger Unknown, at May 15, 2007 11:00 PM  

  • OK rin, gw tunggu deh. Tapi kalo paintball orangnya harus lebih banyak dari yang kemarin. Ntar gantian lu yang bayarin yak? ;;)

    By Blogger frequenzy, at May 16, 2007 9:44 AM  

Post a Comment

<< Home


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: