Sebuah Refleksi Diri

Tuesday, September 26, 2006

Tanda dan Bukti Cinta

Cinta. Sebuah kata yang sangat misterius. Satu kata yang sangat menarik untuk dibicarakan. Yang di dalamnya penuh dengan berbagai perasaan, seperti kasih sayang, pengharapan, penghargaan, persaudaraan, dan kemuliaan. Kemunculannya tidak dapat kita duga sebelumnya. Ia merupakan salah satu anugerah yang Allah berikan kepada manusia yang membuat hidup ini menjadi lebih indah.

Akan tetapi cinta itu sendiri merupakan sesuatu yang abstrak. Sangat sulit bagi kita untuk menjelaskan arti cinta. Memang mudah bagi kita untuk mengatakan cinta, namun apa yang kita ucapkan belum tentu sesuai dengan apa yang kita lakukan.

Jika arti cinta itu sendiri sangat sulit untuk dijelaskan, kita dapat melihatnya dari tanda-tanda dan bukti jika kita benar-benar memiliki cinta. Ibnu Qoyyim Al Jauziah menyebutkan ada 20 tanda dan bukti cinta:

1. Menghujamkan pandangan mata.
Pandangan mata seorang pecinta itu hanya tertuju pada orang yang dicintai.

2. Malu-malu.
Jika orang yang dicintai memandangnya, maka dari itu didapati seorang pecinta hanya bisa memandang kebawah, kepermukaan tanah, disebabkan rasa sungkannya terhadap orang yang dicintainya.

3. Banyak mengingat orang yang dicintai.
Membicarakan dan menyebut namanya.

4. Tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri.

5. Bersabar menghadapi gangguan orang yang dicintai, yaitu bersabar dalam menghadapi kedurhakaan dan bersabar dalam melaksanakan keputusan orang yang dicintai.

6. Memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya.

7. Mencintai tempat dan rumah sang kekasih.

8. Segera menghampiri yang dicintai, kesibukan yang lain ditinggalkan dan menyukai apapun jalan yang bisa mendekatkan dirinya dengan orang yang dicintai.

9. Mencintai apa pun yang dicintai sang kekasih.

10. Jalan yang terasa pendek -padahal panjang- saat mengunjungi sang kekasih.

11. Salah tingkah jika sedang mengunjungi orang yang dicintai atau sedang dikunjungi orang yang dicintai.

12. Kaget dan gregetan tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut.

13. Cemburu kepada orang yang dicintai, cemburunya akan bangkit jika kekasihnya dijahati dan dirampas haknya.

14. Berkorban apa saja untuk mendapatkan keridhaan orang yang dicintai.

15. Menyenangi apa pun yang membuat senang orang yang dicintai.

16. Suka menyendiri.

17. Tunduk dan patuh kepada orang yang dicintai.

18. Helaan nafas yang panjang dan sering.

19. Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan yang dicintai dan membuatnya marah.

20. Adanya Kecocokan antara orang yang mencintai dan yang dicintai


Jika tanda dan bukti cinta itu telah ada maka yang perlu dipertanyakan adalah ditujukan untuk siapakah perasaan cinta itu?

Labels:

Thursday, September 21, 2006

I've Got Mail

Sudah satu pekan lebih sejak saya menerima email itu saya belum pernah lagi membuka mozilla thunderbird untuk sekedar mengecek email yang masuk. Namun ketika saya diberitahu oleh teman sekantor bahwa atasan kami mengirim email kepada kami dan harus segera membalas isi email tersebut. Dengan masuknya email tersebut, mau tidak mau saya harus membuka mozilla thunderbird untuk membaca dan membalas email yang dimaksud. Setelah saya membukanya ternyata email serupa yang saya terima satu pekan kemarin tidak ada lagi *hihihi*. I'm lucky.

Sebenarnya tidak ada yang aneh dari email yang saya terima waktu itu (12/9/2006), karena teman saya yang lain juga menerima email yang sama. Namun saya belum bisa menerima dengan isi email yang kedua. Mungkin karena waktu itu saya belum mempunyai jawaban yang "tepat".

Email yang saya terima pada tanggal 12/9/2006 tersebut merupakan imbas dari apa yang saya lakukan satu hari sebelumnya. Sebenarnya ada beberapa alasan yang membuat saya "berani" untuk mengambil keputusan tersebut. Pertama, hal itu merupakan sebuah kesempatan. Ya, menurut saya kesempatan tersebut harus saya manfaatkan dengan baik. Seperti kata teman saya waktu itu via YM yang mengatakan bahwa jika saya tidak mengambil kesempatan tersebut saya akan menyesal untuk waktu yang cukup lama. Mungkin kesempatan yang sama akan muncul di lain waktu, namun siapa yang dapat menjamin bahwa kesempatan itu akan muncul lagi? Tidak ada!

Kedua, saya berasumsi bahwa saya tidak akan menerima "email" seperti di atas. Dengan asumsi tersebut saya dapat mengambil kesempatan tersebut dengan "aman". Karena selama ini saya belum pernah melihat atau mendengar orang lain mendapat "email" tersebut. Dan ternyata asumsi saya tersebut salah. Saya menduga ada faktor lain yang menyebabkan saya -dan rekan saya yang lain- akhirnya menerima "email" itu. Semoga hal ini tidak terulang lagi di lain waktu.

Labels:


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: