Sebuah Refleksi Diri

Wednesday, September 26, 2007

Mengartikan Cinta

Arti Cinta

Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

Kata cinta sendiri sebenaranya memiliki makna yang luas dan para pakar telah mendefinisikan dan memilah-milah istilah ini yang pengertiannya sangat rumit, antara lain:

  • Cinta terhadap keluarga
  • Cinta terhadap teman-teman, atau philia
  • Cinta yang romantis atau juga disebut asmara
  • Cinta yang hanya merupakan hawa nafsu atau cinta eros
  • Cinta sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
  • Cinta dirinya sendiri, yang disebut narsisme
  • Cinta akan sebuah konsep tertentu
  • Cinta akan negaranya atau patriotisme
  • Cinta akan bangsa atau nasionalisme
  • Cinta kepada Tuhan

Sekedar membatasi pembicaraan, yang sedang dibicarakan cinta di sini adalah hubungan antarpribadi lawan jenis. Untuk memudahkan menerka makna cinta antarpribadi, ada baiknya kita mengenal unsure cinta antarpribadi ini. Cinta antarpribadi ini mempunyai beberapa unsure antara lain:

  • Afeksi: penghargaan kepada orang lain.
  • Kedekatan: pemuasan kebutuhan emosional dasar.
  • Altruisme: memperhatikan orang lain dan kebutuhannya daripada diri sendiri.
  • Resiprokasi: tak bertepuk sebelah tangan.
  • Komitmen: gairah untuk menjaga cinta.
  • Keintiman emosional: berbagi emosi dan perasaan.
  • Kekeluargaan: ikatan family.
  • Syahwat: gairah seksual.
  • Keintiman fisik: berbagi kedekatan daerah-daerah intim pribadi.
  • Kepentingan pribadi: kebutuhan akan penghargaan.
  • Pelayanan: keinginan untuk membantu.

Tentu masih ada banyak teori lain tentang cinta selain sekedar mengemukakan unsur-unsur cinta di atas. Setiap kebudayaan dapat mempunyai pendekatan yang berbeda untuk memaknai cinta. Bahkan dalam satu kebudayaan mungkin ada beberapa pendekatan untuk memaknai cinta. Pada dasarnya cinta merupakan konsep yang abstrak, lebih mudah untuk mengalaminya daripada menerangkannya.

Pandangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Dalam Islam ada seorang ulama yang bernama Ibnu Qayyim menerangkan cinta ini dalam bukunya yang terkenal, Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Mustasyqin. Ibnu Qayyim sendiri mendata 50 istilah berkaitan dengan cinta. Katanya, “Karena pengertian manusia tentang istilah cinta ini sangat mendalam dan lebih banyak berkaitan dengan hati mereka, maka tidak heran jika nama-nama lain untuk istilah cinta juga cukup banyak. Ini hal yang sangat lumrah dalam suatu yang dipahami secara mendalam atau rentan bagi hati manusia.”

Kata teratas yang ditempatkan oleh Ibnu Qayyim sebagai kata yang berhubungan dengan cinta adalah al-Mahabbah. Secara bahasa, kata ini pun sudah mempunyai asal kata yang banyak. Ada yang mengatakan makna asalnya adalah bening dan bersih. Ada yang berpendapat bahwa asalnya berasal dari al-habab, air yang meluap setelah turun hujan lebat. Ada lagi yang mengartikan sebaliknya: gundah yang tidak tetap. Ada pula yang berpendapat asalnya dari al-habbu, yaitu inti sesuatu.

Dari istilahnya, al-Mahabbah tidak berbeda; mempunyai definisi yang banyak. Sebagian artinya adalah sebagai berikut. Ada yang mengartikannya sebagai kecenderungan terus-menerus dengan hati meluap-luap. Ada yang mengartikan mendahulukan kepentingan orang yang dicintai daripada yang lain. Ada yang mengartikan menuruti keinginan orang yang dicintai, baik si dia berada di samping atau jauh. Ada juga yang mengartikan sebagai pengabdian.

Ada yang mengartikan bahwa makna hakikinya adalah menyerahkan apa pun yang ada pada dirimu kepada orang yang dicintai, sehingga tidak ada lagi yang menyisa. Ada yang berpendapat artinya engkau rela mengerjakan apa pun yang disenangi orang yang kau cintai, kemudian engkau rela mengorbankan diri, nyawa, dan hartamu demi dirinya, kemudian engkau mengikutinya secara sembunyi atau terang-terangan. Ada yang berpendapat, artinya ialah usahamu untuk membuat sang kekasih menjadi ridha.

Sebagian besar makna al-Mahabbah yang disebutkan Ibnu Qayyim berpusat bagaimana manghaturkan apa yang kita punyai; kemampuan, harta, nyawa kepada kekasih agar ia ridha, senang, dan keinginannya terpenuhi. Hamper tidak ada makna al-Mahabbah yang berpusat pada memuaskan keinginan pribadi orang yang mencintai kecuali pada satu makna, keinginan agar yang dicintai selalu hadir di sisi orang yang mencintai. Selain satu makna itu tidak ada.

Seharusnya Cinta

Dari ilmu psikologi Barat dan pandangan Ibnu Qayyim di atas, makna cinta didominasi oleh oleh bagaimana agar yang dicintai ridha, terpuaskan keinginannya oleh orang yang mencintai. Mereka yang mencintai. Mereka yang mencintai tergerak untuk menghargai kekasihnya, memperhatikannya, dan memenuhi kebtuhannya daripada kebutuhan diri sendiri.

Cinta yang berjalan pada porosnya tentulah membawa kedamaian dan ketentraman bagi orang yang dicintai bukan sebaliknya. Cinta yang seharusnya tentu membuat yang dicintai merasa dihargai, aman, terpenuhi kebutuhannya, damai, dan tenteram.

Memaknai cinta dengan makna seperti itu tentu membuat hidup lebih indah dan mudah. Cinta adalah bagaimana engkau membahagiakan orang yang kau cintai. Dan dengan seperti itulah engkau merasa bahagia. Dengan membahagiakan orang yang engkau cintai-lah engkau akan merasa bahagia. Cinta adalah bagaimana engkau bahagia saat orang yang kau cintai menjadi bahagia. Dengan melihat orang yang kau cintai berada dalam kebahagiaan, engkau merasa bahagia, dan begitulah engkau mencintainya.

Tuesday, September 11, 2007

Marhaban Ya Ramadhan...

Bulan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Siapkan diri dengan hati yang suci untuk menyambut bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini. Untuk itu mari kita saling memaafkan, hilangkan semua prasangka yang tidak baik yang ada dalam diri kita. Sebagai manusia biasa, tentunya saya juga tidak luput dari salah dan dosa. Oleh karena itu, saya mohon maaf kepada semua teman-teman yang pernah tersakiti oleh saya baik yang disengaja maupun tidak. Jika kemarin-kemarin saya pernah berbuat salah, saya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.

Alangkah indahnya jika kita mau saling memaafkan. Semoga Allah mengampuni semua dosa-dosa kita.

Mari kita tingkatkan amal dan ibadah kita selama bulan Ramadhan ini dan bulan-bulan berikutnya. Semoga bulan Ramadhan kali ini lebih baik daripada bulan Ramadhan tahun kemarin.

Friday, September 07, 2007

Kejujuran

Reader’s Digest edisi Asia bulan Agustus 2007 mengadakan sebuah tes yang disebut dengan The Reader’s Digest Global Phone Test. Tujuan dari tes ini adalah untuk menguji kejujuran seseorang. Kejujuran seseorang diuji ketika menemukan hand phone yang sengaja diletakkan di tempat tertentu oleh tim Reader’s Digest. Tesnya sendiri dilakukan oleh dua orang reporter local. Yang satu sengaja meninggalkan hand phone di tempat tertentu, sedangkan yang satunya lagi mengamati dari jauh. Setelah beberapa menit hand phone tersebut dihubungi dan ditunggu hingga ada yang menjawab dan mengembalikannya, menghubungi tim Reader’s Digest ke nomor yang sudah di set di dalam hand phone untuk kemudian dikembalikan, atau mengambil hand phone tersebut dan tidak dikembalikan lagi. Dalam hal ini kita dihadapkan pada sebuah dilemma moral klasik: mengembalikannya atau kita ambil.

Tes dilakukan di 32 kota terpadat penduduknya di dunia, masing-masing kota terdapat 30 hand phone yang digunakan sehingga total ada 960 hand phone. Meskipun Jakarta merupakan salah satu kota di dunia yang terpadat penduduknya tidak termasuk dalam tes yang dilakukan oleh tim Reader’s Digest. Saya sendiri tidak tahu alasannya, tanpa bermaksud merendahkan bangsa sendiri mungkin Anda lebih tahu dari saya alasannya kenapa kota Jakarta tidak diikutsertakan.

Tim Reader’s Digest tidak begitu terkejut dengan hasil yang diperoleh dari tes yang mereka lakukan, meskipun ada beberapa hal yang diluar perkiraan mereka. Dari serangkaian tes yang dilakukan tim Reader’s Digest di beberapa kota besar di dunia diperoleh hasil bahwa kekayaan tidak menjamin kejujuran seseorang. Anggapan orang bahwa orang yang lebih muda memiliki sifat yang lebih buruk daripada orang yang lebih tua tidak selamanya benar. Wanita lebih suka mengembalikan benda yang mereka temukan daripada mengambilnya untuk dirinya sendiri.

Dari hasil tes, setiap orang memiliki alasan mengapa mereka memilih mengambalikan hand phone yang mereka temukan daripada mengambilnya. Alasan yang paling banyak dikemukakan adalah bahwa mereka tidak ingin orang lain mengalami hal yang sama ketika mereka kehilangan sesuatu. Hal ini cukup manusiawi bahwa ketika kita kehilangan benda yang cukup berharga kita akan merasa panik dan sedih. Alasan lain mereka tidak melihat berapa nilai hand phone tersebut, tapi menurut mereka informasi yang tersimpan di dalam hand phone tersebut jauh lebih berharga daripada nilai fisiknya.

Ajaran dari orang tua juga berpengaruh pada perilaku seseorang. Orang tua biasanya berpesan kepada anaknya, “Jika itu bukan milikmu jangan kau ambil”. Hal ini jika sudah tertanam dengan baik dalam diri seseorang akan berdampak pada perilaku sehari-hari. Seorang anak akan lebih mudah menangkap sebuah pesan jika langsung diberikan contoh. Ini seperti yang dilakukan oleh seorang warga kota London yang bernama Mohammad Yusuf Mamoud, 33 tahun. Bersama dua orang putrinya, ketika sedang berjalan-jalan kebetulan menemukan hand phone milik tim Reader’s Digest yang berdering. Dia mengangkatnya dan menjawab bahwa akan mengembalikan hand phone tersebut. Dalam hal ini dia merasa senang karena bias memberikan contoh yang baik kepada kedua putrinya secara langsung.

Hal ini sangat berbeda dengan kondisi di negara kita. "Orang tua" banyak mengajarkan hal-hal yang baik namun mereka tidak memberikan contoh yang baik kepada "anak-anak"nya. Sungguh menyedihkan memang, tapi begitulah kenyataannya. Mari kita ubah perilaku tersebut untuk generasi yang lebih baik.

Labels:

Tuesday, September 04, 2007

Inikah Kapitalisme?


Astro goes to campus.

Tanya kenapa???

Labels:


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: