Sebuah Refleksi Diri

Saturday, November 29, 2008

Tesis I: A-scan

Hari Selasa tanggal18 November 2008 kemarin saya presentasi terakhir saya dengan dosen pembimbing sebelum seminar tesis I. Setelah selesai presentasi saya diberi tugas oleh dosen pembimbing saya untuk melakukan pengukuran langsung menggunakan VNA di GPR Test Range hasil kerja sama ITB dengan TU Delft di bawah IRCTR. Hasil pengukurannya nanti akan dibandingkan dengan hasil simulasi.



Setelah beberapa hari karena kesibukan dan lain hal, saya baru sempat melakukannya hari jumat kemarin. Saya dibantu oleh mahasiswa S3 yang kebetulan sedang melakukan penelitian tentang antena GPR. Persiapannya ternyata cukup melelahkan karena harus memindahkan VNA dari ruangan atas lab. radar ke GPR Test Range yang letaknya di bawah, di luar lab. radar. Namun yang paling melelahkan adalah ketika harus menggali pasir menggunakan cangkul untuk mengubur benda yang akan dideteksi. Rencananya akan mengubur benda sedalam 0.5 meter, tetapi karena kesulitan untuk menggali pasir hingga sedalam 0.5 meter, akhirnya saya cuma sanggup menggali sedalam 0.25 meter. Pasirnya sulit digali karena jika dicangkul pasir yang ada di sekitarnya akan turun lagi sehingga menutupi tempat yang saya gali. Selain itu debu pasirnya beterbangan kemana-mana sehingga cukup mengganggu pernafasan. Untungnya mahasiswa S3 yang membantu saya itu membawa masker jadi bisa digunakan untuk menutupi hidung dan mulut saya. Jika tidak memakai masker kemungkinan bisa mengganggu pernafasan.



Setelah benda dikubur di dalam pasir, berikutnya adalah memasang antena dan meng-kalibrasi VNA. Kalibrasi sangat penting karena untuk mendapatkan data yang akurat, VNA harus terlebih dahulu dikalibrasi. Jika tidak nanti hasilnya bisa salah. Rentang frekuensi yang digunakan adalah 700 - 1398.5 MHz dengan jumlah sample sebanyak 128 sample. Tujuan dari pengukuran ini adalah hanya untuk mendapatkan A-scan saja karena simulatornya hanya mampu menampilkan A-scan saja. Untuk B-scan dan C-scan bisa dilakukan ketika pengukuran di lapangan. Hasil A-scan dari pengukuran kemarin adalah seperti ini:



Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pantulan terbesar berasal dari benda dengan kedalaman sekitar 0.25 meter. Hasilnya mendekati dengan benda yang dikubur di dalam pasir. Jika hasil A-scan diperbanyak dengan menggerakkan antena akan menghasilkan B-scan berupa gambar 2D. Jika B-scan diperbanyak dengan menggerakkan antena ke arah yang tegak lurus dengan arah ketika men-scan untuk memperoleh B-scan maka akan diperoleh C-scan berupa gambar 3D. Untuk B-scan dan C-scan insya Allah akan dilakukan untuk penelitian berikutnya.

Wednesday, November 26, 2008

Pertamax

Meskipun harga minyak dunia sudah turun namun pemerintah belum mau menurunkan harga BBM untuk premium. Tetapi justru BBM pertamax sudah turun menjadi Rp 6.800 per liter sedangkan harga premium masih Rp 6.000 per liter. Padahal sebelumnya harga pertamax hampir mendekati Rp 8 ribuan per liter. Karena nilai oktannya yang lebih tinggi daripada premium dan perbedaan harga yang hanya Rp 800 per liter, hal ini membuat banyak orang lebih memilih menggunakan pertamax daripada premium.

Hari senin kemarin saya pun ikut mencoba menggunakan pertamax untuk motor saya. Namun sepertinya efeknya belum begitu terlihat secara signifikan. Tetapi setidaknya motor saya bisa merasakan bahan bakar dengan nilai oktan yang lebih tinggi *hehe..*.

Ntah kenapa pemerintah hingga saat ini belum mau menurunkan harga premium padahal negara tetangga sudah beberapa kali menurunkan harga BBM. Katanya menunggu harga minyak dunia stabil. Padahal dulu pas menaikkan harga BBM tidak menunggu dulu hingga harga minyal dunia stabil. Tetapi giliran harga minyak dunia sudah turun, susah sekali untuk menurunkan harga BBM. Memang kalau sudah naik akan sulit sekali untuk turun. Dan juga tidak ada jaminan jika harga BBM turun harga kebutuhan sehari-hari akan turun.


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: