Sebuah Refleksi Diri

Thursday, August 31, 2006

Bimbang

Ketika kita dilahirkan ke dunia ini kita tidak dapat memilih siapa orang tua kita. Karena siapa yang akan menjadi orang tua kita itu adalah ketetapan Allah. Kita hanya dapat menerimanya saja. Jika kita dapat memilih siapa orang tua kita tentu saja kita akan memilih orang tua kita itu adalah seorang presiden, atau seorang jenderal, atau seorang pengusaha yang kaya raya. Setidaknya kita tidak hidup menderita di bawah kolong jembatan.

Namun seiring berjalannya waktu, ketika kita bertambah dewasa banyak sekali pilihan – pilihan hidup menghadang di depan kita. Karena hidup ini memang pilihan. Kita bukan robot yang hanya mengerjakan sesuai dengan apa yang diperintahkan. Kita manusia yang mempunyai akal dan pikiran. Kita memiliki kemampuan untuk berfikir dan menentukan mana yang seharusnya kita lakukan. Dan tentunya itu adalah yang terbaik untuk kita.

Tidak jarang kita dihadapkan pada dua pilihan yang keduanya menurut kita sama baiknya. Tetapi kita harus memilih salah satunya. Bagi saya menentukan satu pilihan diantara dua pilihan tersebut termasuk pekerjaan yang “menguras” tenaga dan pikiran. Karena saya bukan peramal yang mengetahui apa yang akan terjadi di masa akan dating seandainya saya memilih salah satunya. Saya hanya bias memperkirakan jika saya memilih pilihan A, saya akan seperti ini. Dan jika saya memilih pilihan B, saya akan seperti itu.

Kita hidup di dunia ini yang penuh dengan ketidakpastian. Kadang apa yang kita perkirakan sebelumnya ternyata tidak terjadi dan yang terjadi justru yang sebaliknya. Akibatnya kita hanya bias menyesali dengan pilihan kita tersebut. Jangan sampai kita menyesal gara – gara pilihan kita sendiri.

Ya Allah, berilah hamba petunjuk-Mu.

Labels:

Monday, August 28, 2006

Ketika Pluto Harus Keluar

Tulisan ini bertujuan selain untuk menambah wawasan kita tentang alam semesta ini juga untuk membantu Depdiknas dalam menyebarkan info mengenai dikeluarkannya planet Pluto dari sistem tata surya kita.

Dulu, ketika saya masih duduk di bangku sekolah bahkan hingga selesai kuliah S1, dalam literatur dikatakan bahwa dalam sistem tata surya kita terdapat sembilan planet yang mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya. Kesembilan planet tersebut adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Itu adalah jumlah planet sebelum tanggal 24 Agustus 2006.

Sejak tanggal tersebut planet Pluto resmi dikeluarkan dari sistem tata surya kita. Keputusan itu diambil oleh sebuah perkumpulan Pekerja Astronomi Internasional (IAU) dalam sebuah pertemuan di Praha, Rep. Ceko, Kamis (24/8/2006). Dalam keputusannya bahwa akan dibenahi kembali buku – buku mata pelajaran sekolah dan dibentuk ulang suatu ide mengenai topografi angkasa.

Alasan dikeluarkannya planet Pluto dari sistem tata surya kita adalah Pluto tidak memiliki jalur orbit yang jelas dan bersih, meski ukurannya cukup besar dan mengorbit pada matahari. Sekarang Pluto digolongkan sebagai planet kerdil.

Informasi ini cukup penting karena ini termasuk pengetahuan yang harus kita ketahui bersama. Jangan sampai kita salah mengatakan bahwa jumlah planet dalam sistem tata surya saat ini adalah sembilan planet termasuk Pluto, sedangkan sekarang Pluto sudah dikeluarkan dari sistem tata surya. Sebelum buku – buku mata pelajaran direvisi, para pendidik seharusnya memberitahukan kepada murid – muridnya tentang informasi ini. Karena jangan sampai memberikan informasi yang salah dalam pendidikan.

Informasi saat ini memang sangat cepat menyebar. Namun kita tahu kondisi di Indonesia seperti apa. Meskipun beritanya sudah pernah disiarkan melalui televisi mungkin juga berbagi media cetak, namun saya yakin belum semua orang mengetahuinya. Bagi sebagian orang mungkin informasi ini tidak penting. Namun bagi orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan tentu saja informasi ini sangat penting, karena ini bagian dari ilmu pengetahuan. Jadi, jika kita ditanya berapa jumlah planet dalam sistem tata surya, kita tidak akan menjawabnya dengan sembilan lagi namun delapan.

Untuk sebagian orang informasi ini mungkin saja tidak ada artinya. Baik Pluto termasuk dalam sistem tata surya maupun tidak hal tersebut tidak akan berpengaruh terhadap mereka. Namun bagi saya semua ilmu pengetahuan itu penting dan tidak ada ruginya untuk mengetahuinya.

Labels:

Wednesday, August 23, 2006

Berkumpul Bersama (Lagi)

Setelah sekian lama akhirnya long weekend datang lagi. Bahkan mungkin lebih lama dari long weekend biasanya, karena long weekend kemarin liburnya sampai lima hari. Lumayan juga untuk berlibur terutama bagi orang yang sudah bekerja. Oleh karena itu long weekend kemarin saya putuskan untuk pulang kampung, sekaligus untuk bertemu dengan keluarga.

Ketika berada di sana sebenarnya tidak ada yang special kecuali mungkin kemeriahan peringatan hari kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus, yang biasanya diisi dengan berbagai perlombaan dan karnaval. Untuk perlombaan biasanya diadakan sejak sebelum tanggal 17 Agustus sedangkan untuk karnaval biasanya dilaksanakan satu atau dua hari sesudahnya.

Liburan kemarin benar – benar saya menfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga di rumah karena sekarang (saya) sudah jarang berkumpul dengan keluarga dan ketika berkumpul pun tidak bisa lama, berbeda ketika waktu kuliah dahulu. Ketika masih kuliah liburnya bisa sampai dua pekan untuk libur semester ganjil dan bisa sampai dua bulan untuk libur semester genap. Sedangkan sekarang paling lama mungkin hanya satu pekan saja, kecuali jika mengambil cuti. Jadi kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga jadi lebih singkat.

Meskipun tidak ada yang special, namun saya merasa bahagia karena masih diberi kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga kembali. Bagi saya berada di lingkungan orang – orang yang kita sayangi dan menyayangi kita dapat menambah semangat hidup tersendiri. Setidaknya kehadiran kita tetap diharapkan oleh mereka dan dengan kehadiran kita dapat menambah kebahagiaan bersama. Cinta mereka kepada kita begitu tulus. Begitu juga sebaliknya. Memang tidak ada cinta yang lebih tulus daripada cinta dari dan untuk keluarga.

Labels:

Friday, August 11, 2006

Merah Putih

Hampir setiap tahun dalam bulan Agustus, banyak dijumpai berbagai atribut yang berwarna merah putih baik di jalan maupun di pusat – pusat keramaian seperti mall atau pasar tradisional. Ya, setiap tahun pada tanggal 17 Agustus diperingati sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Sebuah kemerdekaan yang bukan pemberian dari bangsa lain namun diperoleh dengan perjuangan dan pengorbanan seluruh bangsa Indonesia.

Untuk memperingatinya, banyak orang yang merayakannya dengan mengadakan berbagai perlombaan maupun acara hiburan. Perlombaan yang khas dalam memperingati hari 17 Agustus dan waktu kecil saya sering mengikutinya adalah lomba balap karung dan makan kerupuk. Meskipun hadiahnya tidak seberapa namun keceriaan dan kebahagiaan yang ditimbulkan dari acara tersebut begitu besar. Selain perlombaan tersebut dan masih banyak perlombaan lainnya, biasanya setiap jalan masuk atau “gang” yang memiliki gapura, gapuranya diperbaiki dan dipercantik oleh warga setempat. Bahkan salah satu stasiun televisi swasta nasional mengadakan lomba gapura namun harus terdapat logo stasiun televisi yang besangkutan.

Namun dari kemeriahan acara tersebut, ternyata masih banyak saudara – saudara kita yang belum dapat “menikmati” 61 tahun kemerdekaan RI. Banyak masyarakat di pedalaman yang hidupnya tidak jauh berbeda dengan kehidupan beberapa tahun yang lalu. Artinya belum ada kemajuan yang signifikan baik ekonomi maupun sosialnya. Jangankan jaringan telepon atau koneksi internet, listrik PLN saja belum dapat menjangkau daerah mereka. Siaran televisi pun belum bisa mereka nikmati. Jika sudah terjangkau oleh listrik PLN pun, untuk menyaksikan siaran televisi nasional mereka harus membeli antena parabola dan decoder karena belum ada stasiun relay terdekat.

Di tengah gegap gempita peringatan 61 tahun kemerdekaan RI, ternyata bangsa ini belum bisa bangkit menjadi bangsa yang besar. Bangsa yang dapat memberikan kesejahteraan kepada seluruh rakyatnya. Bagaimana kesejahteraan akan tercipta jika korupsi hampir terjadi dimana – mana tidak hanya terbatas pada departemen di pemerintahan saja tetapi juga lembaga – lembaga lainnya. Korupsi di BUMN juga sama saja bahkan hingga kini para pelakunya masih dapat berkeliaran dengan bebas. Birokrasi pemerintahan yang berbelit – belit, tanya kenapa? Hukum dapat diperjualbelikan dengan uang dan kekuasaan. Pengangguran semakin bertambah setiap tahunnnya. Para anggota dewan berlomba – lomba untuk memperkaya diri sendiri tanpa memperhatikan nasib rakyatnya yang sedang kelaparan. Begitu banyak permasalahan yang dihadapi bangsa ini dan belum tampak adanya perbaikan ke arah sana. Justru yang terjadi menuju ke arah sebaliknya.

Sepertinya kemerdekaan yang telah kita rasakan selama 61 tahun ini hanya kemerdekaan semu saja. Kita terlalu banyak bergantung kepada Negara asing. Negara lain atau mungkin organisasi internasional dapat mengintervensi pemerintah dalam mengambil kebijakan politik maupun ekonomi yang menyangkut kepentingan bangsa dan negara. Banyak aset – aset berharga milik negara yang dijual kepada negara asing demi memenuhi permintaan bangsa asing maupun untuk memenuhi target penerimaan APBN. Banyak sumber daya alam yang disedot ke negara asing dan kita hanya menikmati sisanya saja. Penambangan sumber daya alam tersebut tidak serta merta meningkatkan taraf hidup warga di sekitar penambangan. Saat ini kita bagaikan menjadi buruh di negeri sendiri. Kita telah diperbudak oleh warga asing. Karena sebagian besar perusahaan besar di negara kita dimiliki oleh orang – orang asing. Keadaan yang sungguh menyedihkan memang. Atas kecerobohan segelintir orang, seluruh rakyat Indonesia yang merasakannya.

Ada juga yang bilang bahwa sebenarnya bangsa Indonesia belum siap untuk merdeka waktu itu. Namun siap atau tidak siap untuk merdeka, kita tetap harus bersyukur kepada Allah atas kemerdekaan ini. Terlepas dari benar tidaknya berita tersebut, ternyata hingga saat ini negara Belanda –yang pernah menjajah banga Indonesia selama ratusan tahun- belum mengakui kemerdekaan RI secara de jure, meskipun secara de facto mereka sudah mengakuinya. Entah apa alasan Belanda belum mengakui kemerdekaan RI secara de jure. Beberapa hari yang lalu ketua MPR RI, Hidayat Nurwahid, meminta kepada pemerintah RI untuk melakukan lobi kepada Belanda agar mau mengakui kemerdekaan RI secara de jure.

Semoga kemerdekaan yang kita peroleh dengan pengorbanan seluruh rakyat Indonesia baik jiwa, raga, dan hartanya ini benar – benar kemerdekaan yang diberikan Allah kepada bangsa Indonesia. Terlepas dari peristiwa yang terjadi menjelang detik – detik proklamasi. Toh semua ini merupakan takdir Allah yang harus kita terima dengan lapang dada. Semoga bangsa Indonesia dapat memanfaatkan karunia dari Allah ini dengan sebaik – baiknya. Semoga bangsa kita menjadi bangsa yang mandiri, tidak terlalu bergantung pada bangsa lain.

Merdeka!!!

Friday, August 04, 2006

Ada Kekuatan

Baru saja saya menerima email dari seorang teman yang isinya seperti ini:

Ada
kekuatan di dalam cinta.
Orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang kuat.

Karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri.

Ada kekuatan dalam tawa kegembiraan.
Orang tertawa gembira adalah orang yang kuat.
Karena ia tidak pernah terlarut dengan tantangan dan cobaan.

Ada kekuatan di dalam kedamaian diri.
Orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah orang yang kuat.
Karena ia tidak pernah tergoyahkan dan tidak mudah diombang-ambingkan.

Ada kekuatan di dalam kesabaran.
Orang yang sabar adalah orang yang kuat.
Karena ia sanggup menanggung segala sesuatu dan ia tidak pernah merasa disakiti.

Ada kekuatan di dalam kemurahan.
Orang yang murah hati adalah orang yang kuat.
Karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya untuk melakukan yang baik bagi sesamanya.

Ada kekuatan di dalam kebaikan.
Orang yang baik adalah orang yang kuat.
Karena ia bisa selalu mampu melakukan yang baik bagi semua orang.

Ada kekuatan di dalam kesetiaan.
Orang yang setia adalah orang yang kuat.
Karena ia bisa mengalahkan nafsu dan keinginan pribadi dengan kesetiaannya kepada Allah dan sesama.

Ada kekuatan di dalam kelemahlembutan.
Orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat.
Karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam.

Ada kekuatan di dalam penguasaan diri.
Orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat.
Karena ia bisa mengendalikan segala nafsu keduniawian.

...........

Sadarkah teman bahwa engkau juga memiliki cukup kekuatan untuk mengatasi segala permasalahan dalam hidup ini? Dimanapun, seberat dan serumit apapun juga. Karena cobaan tidak akan pernah dibiarkan melebihi kekuatan kita.


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: