Monday, March 27, 2006
Thursday, March 23, 2006
Selamat Datang Putri...
Timang timang anakku sayang
Jangan menangis bapak disini
Timang timang anakku sayang
Jangan menangis bunda bernyanyi
Bila kelak engkau dewasa
Sayangi saudara sayangi sesama
Dengan cinta
Jujur lakumu jujur ucapmu
Menjalani hidup
Cantik jiwamu cantik parasmu
Kala engkau tersenyum
Timang timang anakku sayang
Cepatlah tidur janganlah nakal
Timang timang anakku sayang
Mimpi yang indah nyenyakkan tidurmu
Doa kami sertakan
Temani dirimu menjalani hidup
Oh anakku
Itulah sepenggal lirik lagu “timang timang” ciptaan Anang yang dipopulerkan oleh Anang dan krisdayanti. Oleh Anang mungkin lagu ini dipersembahkan untuk buah hatinya sebagai wujud syukur sekaligus doa. Kalau Anang dan Krisdayanti mempersembahkan lagu tersebut untuk buah hatinya, aku persembahkan lagu tersebut –saat ini– untuk keponakanku yang pertama yang telah lahir pada hari ini tanggal 23 Maret 2006 pukul 04.00 wib.
Selamat buat kakakku tercinta atas kelahiran putrinya yang pertama. Semoga menjadi anak yang solehah. Berbakti kepada kedua orang tua. Menjadi “cahaya” dalam keluarga. Berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Amin.
Kehadiran seorang bayi perempuan di keluarga kami sedikit spesial karena di keluarga kami lebih didominasi oleh laki-laki. Kami semua memang telah mengharapkannya. Allah telah mendengarkan doa kami sehingga dihadirkan seorang bayi perempuan yang manis dan lucu di tengah – tengah keluarga kami. Kekuatan doa memang dahsyat. Wallahu A’lam.
Monday, March 20, 2006
Serunya Nonton F1 GP
Ketika menyaksikan siaran langsung Formula 1 (F1) GP
Thursday, March 09, 2006
Slogan Palsu untuk Kebebasan Wanita
Bismillahirrahmanirrahiim
Tanggal 8 Maret kemarin -oleh sebagian orang- diperingati sebagai hari perempuan (wanita) internasional. Kalau di Indonesia kita mengenal hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember. Pada hari itu -8 Maret- di Rusia, perempuan (wanita) yang melanggar lalu lintas ringan tidak dikenai denda tetapi malah diberi bunga. Begitu dihormatinya perempuan (wanita) di
Mereka -bangsa Barat- memang menghormati hak – hak perempuan (wanita), namun yang terjadi malah kebablasan. Menurut mereka, Islam telah mengekang hak – hak para wanita. Dalam Islam, justru wanita mendapat tempat yang terhormat. Segala aturan yang ditujukan oleh Allah swt. kepada wanita sebenarnya untuk menjaga kehormatan wanita itu sendiri. Karena kehormatan bagi seorang wanita adalah segalanya. Bahkan di dalam Al Qur’an ada salah satu
Karena merasa hak – haknya telah dirampas, mereka menuntut kebebasan wanita. Pembebasan dari apakah? Pembebasan dari rumahnya, pembebasan dari pakaian syar'i, pembebasan dari akhlaknya dan pembebasan dari akidah dan agamanya.
1. Pembebasan dari rumah: berarti agar keluar untuk bekerja, atau untuk ke perkumpulan dansa, atau untuk pentas bernyanyi atau untuk menjalin hubungan agar dia bisa mencintai.
2. Pembebasan dari pakaian syar'i: berarti membuka apa yang diperintahkan oleh Allah untuk ditutup, dan membongkar apa yang dianjurkan oleh Islam untuk dijaga. Agar tampil di tengah-tengah masyarakat dengan ber-tabarruj (berhias), atau bahkan semi telanjang. Padahal kemunculannya dengan penampilan seperti itu mengandung fitnah bagi manusia, menggoda para pemuda, dan merusak masyarakat.
3. Pembebasan dari akhlaknya: berarti dia harus memusuhi seluruh prinsip-prinsip akhlak yang dibawa oleh syariat Islam. Maka tidak ada lagi rasa malu, tidak beradab kepada yang lebih tua, tidak mengindahkan nasihat wali, serta tidak terkait dengan kebiasaan yang baik dan agama.
4. Pembebasan dari akidah dan agamanya: berarti dia harus memberontak prinsip-prinsip Islam, padahal ia mengajak para wanita untuk berpegang kepadanya dan melaksanakan konsekuensinya. Seperti memberontak prinsip hijab, memberontak prinsip poligami, memberontak tatanan warisan, memberontak prinsip qawamah (kepemimpinan) yang oleh Islam diberikan kepada laki-laki. Dan masih banyak lagi pemberontakan-pemberontakan emosional, yang hanya dengan satu pemberontakan saja, maka ia telah keluar dari lingkaran akidah rabbaniyah dan berlepas dari agama Islam.
lebih-lebih jika semua itu terkumpul, sebagian mengambil leher sebagian yang lain, maka kemurtadan dan terlepasnya dia dari agama adalah lebih kuat dan jelas. [Asy-Syababul Muslim fi Muwajahatit Tahadiyat, DR, Abdullah Nasih Ulwan, hlm. 94-95].
Wahai wanita Islam, kata pembebasan yang mereka teriakkan hanyalah pinjaman. Itu adalah kalimat dosa, salah dan dusta. Kalimat yang benar, tetapi dikatakan demi kebatilan.
Demi Allah, mereka berbohong! Tidak ada yang membawa kebebasan, kecuali Muhammad saw. Istilah kebebasan dalam benak mereka adalah istilah dusta, salah dan dosa. Istilah kebebasan yang benar adalah kebebasan wanita yang tercermin pada ketertutupannya, kehormatannya, hijab-nya, taklim (pendidikan)nya, nilainya dan sifat-sifatnya yang mulia, dan ini semua terdapat di dalam Al-Qur'an dan Sunnah.
Firman Allah swt:
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang Jahiliyah terdahulu." (QS. Al-Ahzab: 33).
Oleh karena itu, wanita muslimah harus menghadapi serangan yang ditujukan kepadanya dengan berbagai sarana. Berikut ini saya ringkaskan dalam tiga poin:
1. Melindungi diri dengan takwa kepada Allah dan selalu merasakan pengawasan-Nya.
2. Melindungi diri dengan ilmu agama, dan mengambilnya dari sumbernya yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw. Sehingga ilmu hariannya bertambah, dia bisa mengetahui rahasia risalah Muhammad saw. yang kekal.
3. Memperbanyak amalan-amalan sunnah, dan hendaknya dia mempunyai wirid-wirid dzikir dan keterkaitan dengan Allah supaya hatinya penuh dengan keimanan. Ia juga harus menjaga anggota badannya bersama Allah swt. seperti menundukkan pandangan, tidak ber-khalwat (berduaan) dengan laki-laki asing, tidak keluar tanpa mahram, tidak ber-tabarruj (berhias) serta menjauhi syubhat-syubhat dan tempat-tempat yang menjauhi syubhat-syubhat dan tempat-tempat yang menimbulkan prasangka buruk.
[Dari wawancara dengan Syaikh Aidh Al-Qarni dalam majalah Ad-Dakwah].
Wallahu A'lam.
Dari berbagai sumber.
Wednesday, March 01, 2006
Be a Professional
Beberapa waktu yang lalu, saya menulis “Bagaimana bisa, tidak memiliki kompetensi koq bisa masuk?” di status yahoo messenger saya. Mungkin terdengarnya agak provokatif. Ternyata banyak teman – teman saya yang konfirmasi ke saya menanyakan tentang maksud dari status saya tersebut. Tanpa bermaksud untuk menyudutkan seseorang, saya menulis status tersebut setelah membaca berita bahwa di salah satu departemen di pemerintahan negara kita ternyata orang – orangnya tidak memiliki kompetensi di bidangnya. Bahkan hal tersebut diungkapkan sendiri oleh menteri departemen tersebut.
Dalam tulisan ini, saya hanya ingin mengungkapkan pendapat pribadi saya saja mengenai kompetensi. Tanpa bermaksud mengarah pada individu tertentu. Saya hanya mencoba jujur pada diri saya sendiri. Walaupun saya sendiri masih mempertanyakan hal tersebut pada diri saya sendiri apakah saya memilikinya atau tidak. Namun saya terus mencoba untuk memilikinya. Dan menurut saya hal tersebut harus dimiliki seseorang dalam segala hal apalagi ketika di dunia kerja. Meskipun tidak secara mutlak bahwa orang tersebut harus benar – benar memilikinya. Tetapi setidaknya harus bisa mendukung apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
Bagaimana bangsa ini akan maju jika orang – orang di dalamnya ternyata tidak memiliki kompetensi di bidangnya masing – masing. Mereka malah mengeluhkan bahwa mereka kekurangan SDM yang memilki kompetensi. Pertanyaan inilah yang muncul dalam benak saya. Apakah ketika akan masuk ke salah satu departemen tersebut tidak diseleksi terlebih dahulu? Bagaimana background dari masing – masing orang yang akan masuk. Setidaknya itu bisa dijadikan sebagai patokan. Apakah dia layak diterima atau tidak. Atau mungkin mereka memiliki pertimbangan sendiri? Wallahu A'lam.
Beberapa waktu yang lalu juga marak penerimaan CPNS. Ternyata banyak sekali peminatnya, seperti yang saya baca di sebuah Koran bahwa para pelamar sampai berdesak – desakkan untuk mendaftarkan diri. Dari beberapa informasi yang saya terima, untuk masuk menjadi PNS mereka diharuskan membayar sekian juta rupiah agar lebih mudah. Bagaimana bisa memiliki kompetensi jika cara masuknya saja sudah tidak benar. Mudah – mudahan informasi yang saya terima ini tidak benar. Seandainya benar pun semoga kasusnya tidak banyak.
Segala urusan harus ditangani oleh ahlinya. “Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggu saja kehancurannya.” Saya yakin di negara ini banyak sekali orang – orang yang pandai dan ahli dalam bidang tertentu. Namun jika penempatannya tidak tepat, bagaimana bisa berkompeten? Dalam hal ini, sebenarnya bukan orangnya yang bodoh. Dia sebenarnya memiliki potensi dalam dirinya namun penempatannya saja yang tidak tepat.
Kita harus menyadari potensi kita masing – masing. Jangan hanya untuk mengejar kenikmatan dunia, lantas kita mengorbankan orang lain. Jadilah orang yang professional dalam bidangnya masing – masing. Dengan tindakan tersebut insya Allah tidak akan terjadi hal – hal yang merugikan orang lain. Seandainya kita bekerja di tempat yang berbeda dengan background kita --karena rezeki sudah ditentukan oleh Allah-- pun sebaiknya kita tetap professional. Dengan sikap seperti itu mudah – mudahan kita dapat menjalankan peran kita dengan sebaik – baiknya di dunia ini.