Sebuah Refleksi Diri

Tuesday, January 16, 2007

Garang Asem Versi Lain

Tanggal 14 januari yang lalu, saya bersama teman-teman dari lab. devais dan pemrosesan IC pergi ke acaranya nikahannya mas Teguh (EL ‘96) -selamat ya Mas, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan rahmah-. Kami berlima masuk dalam rombongan mobil dhata. Pas di dalam mobil tersebut ternyata terdapat sebuah brosur rumah makan yang menyediakan menu utama soto kudus ditambah menu lainnya seperti garang asem dan nasi pindang.

Yang membuat saya tertarik dari brosur itu adalah rumah makan tersebut menyediakan menu garang asem. Sudah lama sekali saya tidak merasakan garang asem, karena di kota bandung ini sangat jarang rumah makan yang menyediakan menu tersebut. Jika di daerah asal saya cukup mudah untuk mendapatkan rumah makan yang menjual garang asem. Dan menurut saya garang asem merupakan salah satu masakan khas dari daerah asal saya. Dari daerah lain mungkin juga ada yang mirip dengannya.

Mungkin Anda belum tahu seperti apa garang asem itu. Jika Anda pernah makan di warung makan dari daerah jawa timur seperti lamongan atau madiun, mungkin Anda akan sedikit tahu. Garang asem yang ada di daerah asal saya hampir mirip dengan rawon yang berasal dari jawa timur. Tapi kuahnya mungkin lebih encer daripada rawon dan dalam penyajiannya tidak ditambah dengan taoge. Kuahnya sama-sama menggunakan kluwek dan berisi potongan daging.

Keesokan hari atau tepatnya hari seninnya saya bersama teman yang lain akhirnya memutuskan untuk makan malam di rumah makan yang brosurnya ada di mobil dhata waktu itu. Kebetulan karena masih masa promosi, dengan membawa brosur tersebut kami memperoleh potongan harga 10%. Sesampainya di sana masih pada bingung mau pesan apa. Saya yang sudah ingin sekali makan garang asem, sebenarnya sudah ada dalam benak pikiran saya apa yang akan saya pilih. Namun sebelum saya memutuskan untuk memilih menu garang asem, teman saya ada yang bertanya: “Garang asem itu seperti apa?” Dengan pede-nya saya jawab: “Garang asem itu seperti rawon.” Karena setahu saya garang asem di daerah asal saya memang seperti itu.

Kebetulan ketika kami berdebat tentang garang asem, sang pelayan mendengar dan dia langsung memberitahu kami bahwa garang asem versi mereka tidak sama dengan garang asem versi saya. Garang asem versi mereka ternyata mungkin lebih mirip soto, kuahnya bersantan dan isinya daging ayam. Saya sendiri belum tahu wujud asli dan rasa garang asem versi rumah makan itu, karena setelah diberitahu oleh sang pelayan saya tidak jadi memesan garang asem dan lebih memilih nasi pindang -menurut saya menu ini mungkin yang lebih mirip dengan garang asem versi saya- meskipun tidak terlalu mirip juga jika dilihat dari cara menyajikan dan rasanya. Namun rasa nasi pindangnya tidak mengecewakan, “kuahnya nendang dan dagingnya empuk,” mungkin itu yang akan dikatakan oleh pembawa acara wisata kuliner.

Ternyata meskipun namanya sama-sama garang asem, tapi bentuk dan penyajiannya sangat berbeda. Mungkin lain kali perlu dicoba juga garang asem versi rumah makan “soto kudus” tersebut.

Labels:

Thursday, January 11, 2007

Ruangan 3x2 Meter Persegi

Sudah cukup lama saya tidak meng-update blog ini. Bukannya tidak mau meng-update lagi, tapi dikarenakan satu dan lain hal, saya belum sempat untuk meng-update-nya. Melalui postingan pertama di tahun 2007 ini saya akan mencoba untuk “menghidupkan” kembali blog ini.

Saat ini, tanggal 11 Januari 2007, merupakan hari keempat bagi saya untuk menempati tempat baru. Kotanya masih sama di Bandung. Untuk jenis pekerjaan yang dilakukan, tidak jauh berbeda dengan yang saya lakukan sebelumnya, yaitu riset. Mungkin jenis riset yang dilakukan saja yang sedikit berbeda, namun tetap tidak jauh-jauh dari dunia RF.

Di tempat yang baru ini, saya bersama tiga orang lainnya menempati sebuah ruangan yang berukuran kurang lebih 3x2 meter persegi. Cukup sempit memang, apalagi untuk ditempati oleh empat orang, dan diisi dengan beberapa meja dan lemari. Banyak benda berserakan di lantai seperti tas, bola, papan tulis, dan juga tempat tidur. Meja-mejanya dipenuhi dengan berbagai barang seperti komponen, buku, kertas, gelas, plastic, dan masih banyak lagi. Kondisi ini membuat ruangan menjadi tambah sumpek. Sebenarnya ruangan ini mungkin lebih cocok untuk ruangan mengerjakan tugas akhir. Dengan kondisi seperti itu, saya jadi teringat masa-masa ketika saya mengerjakan tugas akhir. Meskipun demikian untuk melakukan riset seperti yang akan kami lakukan, ruangan tersebut sudah cukup karena koneksi internet di sini sudah tidak lambat lagi. Sangat berbeda dengan koneksi internet ketika saya mengerjakan tugas akhir dahulu.

Apa yang saya alami saat ini tidak lepas dari takdir-Nya. Sebagai manusia saya hanya bisa berusaha dan berdoa, namun Allah lah yang menentukan hasilnya. Dia lebih tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya, meskipun menurut kita itu bukan yang terbaik untuk kita. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 216 yang artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Dari tempat baru ini saya berharap dapat mempelajari lebih banyak lagi hal yang selama ini belum sempat saya pelajari pada waktu kuliah dahulu. Semoga apa yang akan saya pelajari nanti berguna bagi masa depan dan karier saya. Dan dari tempat ini semoga saya mendapatkan apa yang menjadi impian saya selama ini, yang selalu hadir dalam doa saya setiap selesai sholat. Semoga Allah yang maha mendengar mengabulkan doa saya. Amien.

Labels:


 

Sejak 13 Februari 2006, Anda pengunjung ke: